SEMARANG – Bank Jateng terus berbenah diri seiring pertambahan usianya yang ke-56 pada 6 April lalu. Sejumlah prestasi telah diukir oleh Bank Pembangunan Daerah tersebut. Selama enam tahun terakhir, aset Bank Jateng terus tumbuh. Pada akhir tahun 2016, tercatat aset Bank Jateng sebesar Rp51,2 triliun, kemudian meningkat menjadi Rp61,4 triliun pada akhir tahun 2017 dan Rp66,8 triliun pada akhir tahun lalu.
“Aset kita tumbuh menjadi dua kali lipat. Selain itu, secara operasional kita juga sudah meningkatkan kualitas dan naik kelas dari buku 2 menjadi buku 3 dalam kategori bank menengah,” ujar Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno di sela Diskusi Publik “Mengoptimalkan Bank Jateng” di Executive Room Lantai 8 Bank Jateng Jalan Pemuda, Rabu (10/4/2019).
Supriyatno menambahkan, adanya rencana penambahan modal oleh Pemprov Jateng sebesar Rp160 miliar, dinilainya sebagai wujud kepercayaan pemegang saham terhadap Bank Jateng yang menunjukkan perkembangan positif. “Itu (penambahan modal) sudah diketok dan akan ditindaklanjuti. Ini adalah sebuah anugerah sekaligus penghargaan khususnya pemegang saham kepada Bank Jateng,” paparnya.
Senada dengan Supriyatno, Sekretaris Daerah Provinsi Jateng Sri Puryono mengapresiasi peran Bank Jateng yang hingga kini senantiasa memberikan kemudahan akses modal kepada masyarakat, khususnya kalangan ekonomi menengah ke bawah. Hadirnya program kredit Mitra Jateng 25 dan Mitra Jateng 02 membantu pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk menambah modal usaha dan mengembangkan bisnisnya.
“Bahkan, Pak Presiden, Pak Gubernur, dan Pak Dirut me-launching Mitra 25, Mitra 02 serta mikro kredit. Ini bisa dikembangkan karena langsung menyentuh UMKM,” katanya.
Pihaknya juga merespon positif pertumbuhan aset dan dividen yang telah dicapai oleh Bank Jateng. Bank Jateng bahkan menjadi penyumbang terbesar Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Provinsi Jateng.
“Aset kita Rp66 triliun, ini pertumbuhannya hampir sembilan persen. Dividen hampir lima persen pertumbuhannya, bahkan sumbangan terbesar dari PAD kita dividennya dari Bank Jateng. Kalau Bank Jateng tidak bekerja maksimal maka pembangunan kita juga terganggu,” lanjutnya.
Sri Puryono menyampaikan pesan, menghadapi tantangan revolusi industri 4.0 saat ini, sumber daya manusia (SDM) Bank Jateng harus semakin kompeten, didukung dengan kesiapan teknologi informasi (TI). Iklim organisasi yang kondusif perlu selalu dijaga agar SDM Bank Jateng senantiasa solid dalam menghadapi berbagai tantangan perbankan ke depannya.
“Kunci kesuksesan adalah kekompakan, soliditas dan jangan anti kritik. Jaga kondusivitas internal karena itu kekuatan kita. Inovasi dan kreasi juga sangat penting. Untuk menghadapi revolusi industri 4.0 kuncinya ada pada SDM dan IT serta jejaring. IT-nya harus menyesuaikan, pastikan tidak ada trouble,” pesannya.
Suarabaru.id/tim