Oleh: Wiwin Patma Dewi, S.Pd
PROSES pembelajaran merupakan salah satu unsur penting untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran. Menurut Wina Sanjaya, dalam proses pembelajaran terjadi proses transformasi ilmu pengetahuan serta nilai-nilai. Ketika proses pembelajaran berlangsung, terjadi interaksi antara guru denga siswa yang memungkinkan bagi guru untuk dapat mengenali karakteristik serta potensi yang dimiliki oleh siswa.
Demikian juga sebaliknya, pada saat pembelajaran siswa memiliki kesempatan untk mengembangkan potensi yang dimilikinya sehingga potesi tersebut dapat dioptimalkan. Oleh karena itu pendidikan bukan lagi memberi stimulus akan tetapi usaha mengembangkan potensi yang dimiliki. Pengetahuan itu tidak diberikan akan tetapi dibangun oleh peserta didik.
Kebijakan “belajar dari rumah” sebagai upaya mencegah penyebaran pandemi covid-19 memasuki bulan ke-12. Hampir seluruh pemerintah daerah menerapkan kebijakan ini sebagai bentuk mengutamakan keselamatan peserta didik. Pembelajaran secara daring bagi guru, siswa sekolah dasar, dan orang tua adalah hal baru di dunia pendidikan anak usia sekolah dasar
Awalnya bagi siswa pembelajaran daring dianggap sangat menyenangkan. Tetapi lama kelamaan pembelajaran dirasa monoton dan membosankan. Belum lagi saat virtual ada saja hambatan berupa jaringan internet lemah ataupun pemadaman listrik.
Dan yang tidak kalah penting adalah banyak siswa yang tidak memiliki handphone sendiri. Agar pembelajaran daring lebih efektif maka seorang guru tetap harus kreatif untuk dapat menyajikan pembelajaran daring secara menyenangkan dan mudah dimengerti sehingga siswa tidak merasa bosan dan tetap aktif belajar dari rumah.
Di masa pandemi ini yang mewajibkan peserta didik untuk tetap di rumah saja, model pembelajaran flipped classroom menjadi salah satu alternatif bagi guru.
Flipped Classroom
Flipped classroom atau diterjemahkan dengan istilah kelas terbalik adalah kegiatan pembelajaran atau seni mengajar (pedagogi) dimana siswa ,mempelajari materi ajar melalui sebuah video di rumah atau sebelum datang ke kelas, sedangkan kegiatan di kelas akan lebih banyak digunakan untuk diskusi kelompok dan saling tanya jawab, Zainuddin & Parera, (dalam Ratna Farida, Amru Alba, Zamzami Zaenuddin, 2019).
Jadi flipped classroom adalah kebalikan dari model pembelajaran yang biasa dilakukan guru sehari-hari. Biasanya guru memberi materi pelajaran di sekolah dan memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah.
Di dalam model pembelajaran flipped classroom, di rumah peserta didik mempelajari materi yang dikirimkan oleh guru baik berupa video pembelajaran maupun menugaskan peserta didik untuk mencari materi tertentu dari blog/web yang direkomendasikan oleh guru.
Kemudian link-nya dibagikan melalui grup whatshapp. Ketika kelas atau tatap muka baik daring maupun langsung pembahasan lebih terfokus pada topik yang disepakati seperti materi yang belum dikuasai oleh peserta didik.
Kelebihan model flipped classroom peserta didik memiliki waktu untuk mempelajari materi pelajaran di rumah sebelum guru menyampaikan di dalam kelas sehingga peserta didik lebih mandiri. Peserta didik dapat mengulang-ulang video hingga benar-benar paham materi, tidak seperti pembelajaran biasa. Selain itu model flipped classroom tidak mengharuskan peserta didik online dalam waktu yang ditentukan. Peserta didik dapat belajar sesuai waktu yang diinginkannya.
Hal ini sangat cocok bagi peserta didik yang tidak memiliki handphone ataupun sarana pembelajaran online sendiri. Dalam model pembelajaran ini, pengajar dapat merekam video mereka sendiri menyampaikan materi ajar menggunakan berbagai aplikasi teknologi (video,recorder,software)
Selain keunggulan tersebut di atas model pembelajaran flipped classroom sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Era industri 4.0. Guru dengan mudah mengunduh materi yang akan dipelajari peserta didik dari berbagai learning management system yang sudah tersedia baik dari Rumah Belajar, Kemdikbud, TV, maupun dari penyedia swasta yg bisa diunduh secara gratis.
Model pembelajaran merupakan salah satu aspek pembelajaran yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Oleh karena itu, penulis menyarankan kepada pengajar untuk menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan kreatif dalam pembelajaran di masa pandemi, sehingga pembelajar lebih termotivasi dalam belajar dengan suasana yang berbeda. Penulis menyarankan untuk menerapkan model Flipped Classroom sebagai model alternatif dalam masa pandemi covid-19.
Wiwin Patma Dewi SPd, Guru SDN 1 Kedungsarimulyo, Welahan, Jepara