Foto ilustrasi ruang isolasi

JEPARA (SUARABARU.ID)- Pada portal resmi Satgas Penanganan Covid-19 Jepara, Jumat , 10 Februari  Januari 2021 jam 12.08 WIB  dirilis data,   jumlah warga Jepara yang saat ini masih dalam status positif terinfeksi adalah  466  orang atau sebesar 7,61 % dari total warga yang terkonfirmasi Covid-19   sebanyak 6.124   orang.

Data resmi di Portal Satgas Penanganan Covid-19 Jepara, jumlah penderira Covid-19 yang dirawat di Rumah Sakit di Jepara

Sementara warga Jepara yang meninggal dalam status positif, suspeck  dan probable adalah 400 orang   orang atau 6,53  %. Sedangkan yang telah sembuh adalah 5.258 orang

Dari jumlah warga yang masih terinfeksi Covid – 19 sebanyak 466 orang, 69 orang dirawat di rumah sakit.  Mereka berada di rumah sakit luar daerah sebanyak 40 orang    ( 57,97 %)  dan 29  orang ( 42,02 % ) berada di rumah sakit dalam daerah. Sementara yang melakukan isolasi mandiri 397  orang.

Harus Menjadi Bahan Evaluasi

Banyaknya pasien penderita Covid-19 yng memilih dirawat di rumah sakit luar daerah ini disorot oleh Tigor Sitegar, salah satu pegiat budaya yang aktif mengamati penanganan Covid-19.

“Ini bisa menjadi cermin tingkat kepercayaan masyarakat  yang rendah terhadap fasilitas rumah sakit rujukan  Covid-19 di Jepara, dan  kurangnya peralatan seperti ventilator atau bahkan takut di covid kan,” ujar Tigor Sitegar

Tigor Sitegar

Ia juga menemukan fakta, banyak pasien yang harusnya dirujuk ke rumah sakit rujukan di Jepara tetapi oleh keluarga dibawa ke luar kota. Alasannya takut diketahui tetangga jika nantinya hasil pemeriksaan laborat dinyatakan positif.

Padahal dirawat dirumah sakit manapun data hasil pemeriksaan disampaikan ke DKK di Jepara dan harus diumumkan termasuk juga harus dilakukan penelusuran kontak erat.

Menurut Tigor, hal lain yang menyebabkan banyak pasien ke luar daerah adalah adanya penyakit komorbid yang di rumah sakit di Jepara tidak memiliki dokter spasialis yang dibutuhkan.

“Temuan ini saya harapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan perbaikan pelayanan kesehatan di Jepara. Ironis jika saat ini masyarakat kurang percaya terhadap pelayanan kesehatan yang ada di kotanya sendiri. Ini persoalan serius,” ujar Tigor Sitegar.

Hadepe