JEPARA (SUARABARU.ID) – Di penghujung tahun, tepatnya pada Kamis 31 Desember 2020 pukul 20.00, di channel media youtube  “kiprahjepara”, akan ditayangkan sebuah pementasan teater dengan model persekutuan monolog yang berjudul “Risalah Perempuan dan Kayu”.

Pentas ini mengisahkan tentang kejatuhan Adam-Hawa dalam sudut pandang Azazil, iblis yang telah berhasil mengeluarkan atau mengusir mereka berdua dari surga. Azazil menyampaikan monolog “kejatuhan” yang kemudian dilanjutkan dengan monolog “perempuan” dengan pembelaan dan argumen dari sisi figur perjuangan perempuan.

Monolog risalah perempuan dan kayu yang akan tayang malam tahun baru 2021 (Foto : Kanal Budiarto )

Setelah kedua monolog itu, dilanjutkan dengan penampilan monolog “kayu” serta “ukir”. Dua yang terakhir menyampaikan pesan tentang kekuatan  kayu serta ukir dalam sejarah kemanusiaan, khususnya dalam dunia bisnis di Jepara.

Tema ini dipilih oleh sutradara sebagai wujud penghormatan terhadap perempuan yang masih berada dalam suasana Hari Ibu sekaligus menunjukkan kepedulian serta keberpihakan untuk kelompok buruh maupun pengusaha yang bergelut dalam dunia kayu beserta seluruh bentuk, desain dan turunannya.

Pagelaran ini merupakan kerja bareng dari beberapa seniman-budayawan Jepara, yang diprakarsai oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jepara bekerja sama dengan Yayasan Lingkar Limolasan Jepara (YLLJ), Yayasan Kartini Indonesia (YKI), dan Yayasan Serupa Art.

Para pemain yang terlibat adalah Didin Ardiansyah (Azazil), Amaliyatul Hidayah (Hawa-Perempuan), Brodin Fahrudin (Kayu), Ali Burhan (Ukir), ditambah dengan penari sang ular yang dibawakan oleh Indah Visitia.

Sementara naskah dan sutradara oleh M Iskak Wijaya, grup musik yang disertakan adalah kelompok musik tatah-ganden dari Desa Petekeyan, yaitu Rahman, Yitno, Mustofa, dan Rejo. Garapan musik dikolaborasi dengan iringan modern. Musik dan kamera diserahkan kepada tim di bawah koordinator Walojeng.

Rencana awal, pementasan Persekutuan Monolog akan dilakukan dengan model live streaming. Namun disebabkan pandemi Covid-19, yang salah satu larangannya adalah melakukan kerumunan bersama-sama, maka kemudian diubah proses produksinya dengan pengambilan adegan satu per satu para pemerannya. Pengambilan gambar dan adegan dilaksanakan di aula multimedia SMAN 1 Jepara.

Melalui karya  ini diharapkan menjadi ikhtiar bersama  seniman-budayawan Jepara untuk menunjukkan eksistensinya dalam melahirkan ide maupun gagasan nyata, meski berada dalam situasi yang sulit karena pandemi.

Hadepe – ua