GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Dinas Kesehatan Grobogan mengimbau kepada masyarakat untuk sejak dini melakukan pencegahan terjadinya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang kerap terjadi pada musim hujan.
Kepala Dinas Kesehatan Grobogan dr Djatmiko MAP mengatakan, saat musim hujan seperti sekarang ini, nyamuk berkembang biah lebih cepat di genangan air.
“Begitupun dengan nyamuk aedes penyebab DBD. Nyamuk jenis ini menggigit manusia pada pagi dan sore hari,” jelas dr Djatmiko, Selasa 14 Januari 2025.
Gejala Demam Berdarah Dengue sendiri dimulai dengan demam disertai nyeri otot dan muncul bintik-bintik merah pada tubuh. Jika gejala ini muncul, dr Djatmiko mengimbau masyarakat untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
3.670 Laporan
Hingga Desember 2024, Dinas Kesehatan Grobogan mendata sudah ada 3.670 laporan tentang kasus DBD dengan rincian Demam Dengue sebesar 1.694 kasus, DBD sebanyak 1.363 kasus dan DSS sejumlah 35 kasus.
“Jumlah kematian 20 kasus dengan rerata angka kematian kasar 1,43 persen dan rerata angka bebas jentik sebanyak 86,2 persen, itu artinya nyamuknya masih banyak. Idealnya itu 95 persen,” tutur dr Djatmiko.
Penderita yang mengalami gejala DBD seperti demam tinggi yang mendadak disertai dengan nyeri otot dan sendi diimbau segera untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat agar mendapatkan penanganan.
“Khusus pengguna BPJS Kesehatan, penyakit Demam Berdarah Dengue masuk pada 144 penyakit yang tidak dapat dirujuk ke Rumah Sakit sesuai dengan aturan BPJS Kesehatan. DBD yang belum ada tanda darurat bisa selesai di Faskes Tingkat Pertama (FKTP). Tetapi penderita yang sudah ada tanda-tanda kedaruratan bisa dirujuk ke RS,” ujar dr Djatmiko.
Tanda kedaruratan yang dimaksud seperti panas tinggi 40 derajat celcius, penderita yang sudah tidak ada nafsu makan atau mual bahkan muntah atau bahkan trombosit di bawah 100 ribu.
Berantas Sarang dan 3 M
Pencegahan berkembangnya nyamuk aedes penyebab demam berdarah tidak hanya dilakukan dengan fogging. Menurut alumnus Fakultas Kedokteran Unissula ini, fogging hanya membunuh nyamuk aedes dewasa.
“Pencegahan bisa dilakukan dengan pemberantasan sarang nyamuk dengan menggunakan 3M Plus melalui gerajan satu rumah satu jumantik (juru pemantau jentik),” jelas dr Djatmiko.
Tahapan yang bisa dilakukan untuk pencegahan Demam Berdarah yakni menguras tempat penampungan air secara rutin, menutup tempat penampungan air, mendaur ulang barag bekas yang berpotensi menjadi tempat nyamuk berkembang biak.
“Langkah yang lain bisa dilakukan dengan menggunakan losion antinyamuk dan juga menanam tanaman pengusir nyamuk dalam hal ini lavender atau tanaman serai. Tidak menggantung pakaian yang sudah terpakai dalam waktu yang lama,” ujar dr Djatmiko.
Tya Wiedya