KUDUS (SUARABARU.ID) – Warga Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo berencana menggelar aksi demo memprotes Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) sampah Tanjungrejo, Kamis (16/1) mendatang. Bahkan warga akan menutup total alias menyegel satu-satunya TPA di Kabupaten Kudus tersebut.
Kepala Desa Tanjungrejo Christian Rahardiyanto mengatakan pihaknya sudah mengirimkan surat pemberitahuan ke Kepolisian. Aksi tersebut mengatasnamakan Forum Komunikasi Ketua RW Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo.
Dikatakan, aksi ini merupakan kesepakatan penuh seluruh warga. Mereka sudah habis kesabaran atas semrawutnya pengelolaan TPA Tanjungrejo.
“Tidak hanya warga saja, saya selaku kepala desa juga siap ikut aksi nanti,”kata Christian, Selasa (14/1).
Christian mengatakan kekecewaan warga sudah memuncak. Dalam kurun waktu hampir satu tahun ini, pengelolaan TPA Tanjungrejo semakin buruk.
Akibatnya tumpukan sampah yang ada menimbulkan pencemaran. Air lindih yang mengalir mencemari sumber air warga. Belum lagi bau yang menyengat menyebar hingga ke radius yang cukup jauh.
“Kami sudah berkali-kali mengadukan hal ini. Bahkan kami juga sudah berkirim surat ke Pj Bupati (Hasan Chabibie), tapi juga belum ada tindakan,”ujarnya.
Christian mengaku juga kecewa karena alokasi anggaran untuk perluasan lahan TPA tidak jadi direalisasikan. Padahal pihaknya sudah melakukan sosialisasi dan pendekatan ke warga pemilik lahan.
“Sudah dialokasikan anggaran untuk pembelian lahan, justru malah beli alat berat,”tukasnya.
Christian mengaku juga mendapatkan telpon dari banyak yang meminta agar aksi dibatalkan. Namun, pihaknya menolak untuk negosiasi dan tetap akan aksi sesuai rencana.
“Sudah tidak ada lagi negosiasi. Kami tetap akan demo dan menyegel TPA,”tukasnya.
Sebagaimana diketahui, kondisi sampah di TPA Tanjungrejo saat ini sudah sangat memprihatinkan. Dalam beberapa bulan terakhir, gunungan sampah menumpuk dan nyaris memenuhi seluruh areal TPA.
Kondisi tersebut membuat kendaraan sampah yang akan masuk ke lokasi TPA harus antre berjam-jam untuk bisa membongkar muatan sampahnya.
Ali Bustomi