blank
Siswa-siswi SMA Multazam IBS Kota Semarang mengikuti Workshop Seni Rupa Aplikatif pada, Senin, 13 januari 2024. (Foto: Dok)

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Siswa-siswi SMA Multazam IBS Kota Semarang mengikuti Workshop Seni Rupa Aplikatif pada, Senin, 13 januari 2025, untuk apa?

Siswa-siswi SMA Multazam IBS Kota Semarang itu menorehkan cat warna-warni pada lembar kain dalam sebuah gerakan kampanye melawan perundungan.

Terlebih, nereka masuk momen remaja yang tengah mencari identitas dan dunia yang semakin dinamis, tak hanya dunia nyata, juga dunia maya.

Di mana perundungan berpotensi terjadi tak hanya terjadi di kehidupan interaksi manusia langsung, namun juga di interaksi digital.

Saufia, siswi kelas 12 B mengatakan acara tersebut memberinya pengalaman baru yang belum pernah diperolehnya selama ini.

“Membuat rasa penasaran kita tumbuh dan kita merasa bahagia,” kata dia.

Saufia mengaku dirinya dan kawan-kawan merasa puas atas hasil karya dan dapat mengalihkan dari banyak aktivitas dan pikiran.

Dia merasa kegiatan seru dan menyenangkan, semoga semakin banyak acara sejenis dapat dilaksanakan kembali.

“Apalagi narasumber yang memeriahkan acara dan menginspirasi kami, dan kami juga bisa mendapat ilmu dan tips langsung,” ucapnya.

Sebelumnya mereka mendapatkan materi tentang karya seni dari Arief Hadinata dari Hokgstudio.

Arief menyatakan dalam menghasilkan karya yang terpenting ialah usaha untuk terus belajar dan mencoba.

“Saat ini berkesenian tidak terbatas pada karya visual yang menarik dan cantik, namun konsistensi untuk terus belajar dan mencoba,” ucapnya.

Dia berharap ilmu yang ia bagikan dapat memberikan dampak pada para siswa.

Maryani, Kepala SMA Multazam IBS Kota Semarang menyatakan pihaknya mendukung aksi nyata menolak perundungan melalui karya.

“Selain mendapatkan ilmu dan wawasan, anak-anak mendapatkan bekal soft skill dan hard skill yang bisa langsung dipraktikkan di lingkungan sekolah maupun masyarakat kelak,” katanya.

DA