blank
Ilustrasi. Reka: wied

St. Sri Busono

Burung sèmpèr….
(pesan ayah kepada anaknya ).

Burung itu lahir normal; tetapi dalam perjuangan hidupnya dalam sangkar, ketika masih piyik kakinya terjepit.
Burung itu jadi cacat tidak bisa berdiri tegak dan kalau berjalan melata……
Sampai hari ini masih bertahan hidup dengan ketidaknormalannya.
Semuanya berkat sang pemilik burung yang memeliharanya dengan penuh rasa welas asih……

Dia merawatnya dengan tulus…
Dia merasa melihat dirinya sendiri setiap melihat burung malang ini….

Dia melihat hidupnya yang terluka karena kekurangannya, keterbatasannya dan kealpaannya sebagai manusia biasa……

Ya dia terluka
menganga yang menyisakan rasa pedih sepanjang hidupnya….

Dia bangkit apa adanya menengadahkan tangannya kelangit..
” Tuhan Engkau Maha Kaya….aku percaya Engkau merawat hidupku dan keluargaku, cukupkanlah rejekiku ”
Dia berpesan…..
” nak rawatlah burung ini sebaik mungkin, agar tetap bisa hidup apa adanya ”

Begitu pesannya kepada anak laki-lakinya…..
Anak laki-laki ini adalah cucuku.
Dan kami berjanji merawat burung malang ini sebaik mungkin.

Tamansari Sragen, 05-01-2025, 09.50.