blank
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono tengah berdialog dengan sejumlah pelaku usaha pengolahan ikan dari Jawa Tengah. Foto: Ning S (SUARABARU.ID)

Disebutkan, pada tahun 2024, produksi perikanan di Jawa Tengah mencapai 912,88 ribu ton yang terdiri dari 358,07 ribu ton perikanan tangkap dan 554,81 ribu ton perikanan budi daya. Untuk serapan konsumsi ikan rumah tangga di Jawa Tengah pada tahun 2024 diperkirakan sebesar 556,86 ribu ton.

Disampaikan bahwa ekspor produk perikanan di Jawa Tengah periode Januari- November 2024 mencapai USD 326,78 juta (Rp4,89 triliun), meningkat sebesar 26,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan deuntuk nilai ekspor nasional produk perikanan hingga bulan November 2024 mencapai USD 5,4 miliar.

Sementara itu, volume ekspor produk perikanan periode Januari-November 2024 mencapai 83,11 ribu ton atau naik 34,2% dibandingkan tahun 2023 dengan komoditas utama ekspor adalah Rajungan, Cumi-Sotong-Gurita, Udang, Layur, dan Tuna-Cakalang.

Pasar utama ekspor produk perikanan Jawa Tengah adalah Tiongkok, Amerika Serikat, Jepang, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

“KKP selalu menekankan pentingnya jaminan mutu (quality assurance) produk perikanan Indonesia, di antaranya memperpanjang umur simpan produk, mengingat ikan merupakan bahan pangan yang mudah membusuk (perishable), adanya tuntutan untuk menjaga mutu dan kualitas ikan untuk konsumen, adanya tuntutan standar maupun persyaratan dari negara tujuan ekspor, dan meningkatkan daya saing dan keberterimaan produk perikanan,” ungkapnya.

KKP selaku otoritas kompeten melakukan penjaminan mutu dan keamanan hasil perikanan mulai dari hulu sampai hilir dan siap dikonsumsi dari farm to fork. Penjaminan mutu hasil perikanan ini juga mendukung target swasembada pangan pemerintah yang tertuang pada Asta Cita.

KKP melalui Badan Mutu melakukan pengendalian hulu hingga hilir memastikan bahwa proses hulu-hilir menerapkan standar mutu dan keamanan.

Ning S