blank
Area Manajer Comunication Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah (JBT), Taufiq Kurniawan saat melakukan pantauan di sebuah pangkalan di Desa Jati Kulon, Kecamatan Jati, Kudus. Foto: Ali Bustomi

KUDUS (SUARABARU.ID) – PT Pertamina Patra Niaga memastikan distribusi elpiji 3 kg di wilayah Kabupaten Kudus dan Kabupaten lain di kawasan Muria Raya sudah berlangsung normal dan lancar.

Stok elpiji melon di pangkalan sudah lebih dari cukup bahkan berlebih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Hal tersebut sebagaimana disampaikan Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah (JBT), Taufiq Kurniawan, saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di salah satu pangkalan gas di Desa Jati Kulon, Jati, Kabupaten Kudus pada Rabu (5/3).

“Penyaluran sudah berjalan normal. Pertamina tetap melakukan upaya ekstra untuk memastikan ketersediaan pasokan di masyarakat,”kata Taufiq.

Menurut Taufiq, saat terjadinya panic buying beberapa pekan lalu, Pertamina bahkan mengoperasikan terminal LPG dan supply point lainnya selama 24 jam, termasuk di akhir pekan yakni hari Sabtu dan Minggu.

Hasilnya, pasokan di masyarakat sudah berlangsung normal kembali tanpa ada keluhan warga yang kesulitan mendapatkan elpiji 3 kg.

Taufiq merinci jumlah pasokan harian LPG 3 kg di wilayah Muria Raya antara lain, Demak: 39.000 tabung/hari, Kudus: 33.500 tabung/hari, Jepara: 38.200 tabung/hari, Pati: 42.700 tabung/hari, Grobogan: 39.375 tabung/hari, Blora: 26.000 tabung/hari dan Rembang: 20.400 tabung/hari.

Dengan pasokan sebesar itu, ia memastikan stok LPG di wilayah Muria Raya aman dan bahkan berlebih.

“Sejak ada gejolak, kami sudah antisipasi dengan melakukan penambahan pasokan secara fakultatif. Artinya, ketersediaan pasokan di masyarakat sebenarnya sudah sangat berlebih dari kebutuhan normal,”paparnya.

Termasuk pula pasokan selama bulan Ramadan dan menghadapi lebaran. Menurut Taufiq, stok elpiji 3 kg masih sangat aman. Dan jika ada peningkatan kebutuhan, Pertamina siap untuk menambah pasokan ke agen dan pangkalan sebagai penyalur resmi.

Baca juga:

Polres Kudus dan Pertamina Cek Kualitas BBM di SPBU

Ditetapkan Tersangka Kasus SIHT, Kepala Disnaker Kudus Langsung Ditahan  

Diakuinya, gejolak yang sempat terjadi di bulan Februari lalu lebih dikarenakan situasi panic buying. Dari hasil pantauannya di lapangan, Taufiq melihat banyak masyarakat yang mengatre elpiji bukan karena gas di rumahnya sudah habis, tapi karena untuk menyimpan stok.

“Warga ada yang punya 2 sampai 3 tabung. Mereka rela antre bukan karena gas di rumahnya habis, tapi karena ingin menyimpan stok karena takut kehabisan,”ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Taufiq juga mengimbau masyarakat untuk membeli LPG 3 kg langsung di pangkalan resmi agar mendapatkan harga sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp18.000. Selain itu, di pangkalan masyarakat bisa mendapatkan elpiji dengn takaran takaran tepat.

“Kalau beli di pengecer, harga bisa melebihi HET dan Pertamina tidak bisa mengontrolnya,”tukasnya.

Ia juga menegaskan bahwa fungsi pangkalan LPG sama seperti SPBU dalam distribusi BBM, yaitu melayani konsumen tingkat akhir, terutama yang berhak, seperti UMKM, nelayan sasaran, petani sasaran, dan rumah tangga miskin.

Pihaknya juga menjelaskan bahwa pengiriman LPG ke pangkalan tidak dilakukan setiap hari, melainkan sesuai dengan kuota yang sudah ditetapkan pemerintah daerah.

Ali Bustomi