Oleh Agung Mumpuni
MASA depan kreator konten kian menarik untuk dibahas, terutama dalam konteks perkembangan teknologi digital dan semakin banyaknya individu yang terjun ke industri ini. Kreator konten kini tidak hanya dianggap sebagai profesi alternatif, tetapi juga menjadi pilar utama dalam ekosistem media global.
Namun, di balik kilau popularitasnya, muncul pertanyaan: bagaimana prospek kreator konten di masa depan? Apakah kehadiran mereka akan menggantikan media mainstream, atau justru melahirkan sinergi baru?
Jika melihat tren dalam satu dekade terakhir, kreator konten telah berubah dari sekadar individu yang berbagi hobi menjadi penggerak ekonomi kreatif. Data dari Statista menunjukkan bahwa pada tahun 2024, ekonomi kreator global diperkirakan mencapai lebih dari $100 miliar.
Platform seperti YouTube, TikTok, dan Instagram kini menjadi ladang mata pencaharian jutaan orang di seluruh dunia. Namun, pertumbuhan ini juga diiringi dengan tantangan: persaingan ketat, algoritma yang terus berubah, dan kebutuhan untuk menciptakan konten yang autentik namun relevan.
Teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) juga diprediksi akan menjadi game changer bagi kreator konten. Tools berbasis AI seperti ChatGPT, MidJourney, dan Runway telah mempermudah proses produksi konten, dari penulisan naskah hingga editing video.
Namun, ini juga menimbulkan dilema: apakah kreativitas manusia akan tergantikan oleh mesin? Jawabannya tidak sesederhana itu. Kreator konten yang mampu menggabungkan teknologi dengan pendekatan personal dan humanis akan tetap relevan di masa depan.
Profesi Menjanjikan?
Jawaban singkatnya, bisa! Menjadi kreator konten bisa diharapkan menjadi profesi yang menghasilkan uang. Banyak kreator yang telah membuktikan bahwa platform digital dapat menjadi sumber pendapatan utama, baik melalui monetisasi langsung seperti iklan dan kemitraan merek, maupun pendapatan tidak langsung seperti penjualan produk atau layanan.
Namun, kesuksesan finansial tidak datang begitu saja. Diperlukan dedikasi, konsistensi, dan strategi untuk membangun audiens yang loyal.
Menurut survei dari Influencer Marketing Hub, 42% kreator konten full-time menghasilkan lebih dari $50.000 per tahun. Bahkan, kreator top dengan jutaan pengikut bisa menghasilkan jutaan dolar dari berbagai sumber pendapatan. Namun, bagi kreator pemula, perjalanan menuju pendapatan stabil sering kali penuh tantangan, terutama dalam membangun brand personal dan menjangkau audiens yang tepat.
Tren Konten Masa Depan
Konten yang bersifat edukatif, interaktif, dan berbasis komunitas diperkirakan akan menjadi sorotan utama di tahun-tahun mendatang. Berdasarkan laporan HubSpot, video pendek tetap menjadi format paling populer, terutama di platform seperti TikTok dan Reels Instagram. Namun, konten panjang yang mendalam, seperti podcast atau vlog dokumenter, juga menunjukkan pertumbuhan signifikan karena audiens mulai mencari nilai lebih dalam hiburan mereka.
Selain itu, konten berbasis metaverse dan augmented reality (AR) diprediksi akan menjadi tren besar. Dengan perkembangan teknologi VR/AR, kreator konten dapat menghadirkan pengalaman yang lebih imersif kepada audiens, seperti: tur virtual di mana kreator dapat membuat tur virtual ke lokasi wisata, galeri seni, atau bahkan tempat bersejarah, workshop interaktif.
Di sini pengguna dapat belajar memasak, melukis, atau aktivitas lain secara virtual dengan bimbingan langsung, konten hiburan, seperti pertunjukan seni digital, konser, atau cerita interaktif yang memanfaatkan lingkungan VR dan edukasi, seperti kelas atau pelatihan berbasis VR yang memungkinkan audiens belajar dengan cara yang lebih mendalam dan engaging.
Contoh nyata adalah konser virtual Travis Scott di Fortnite yang ditonton lebih dari 27 juta orang, menunjukkan potensi kolaborasi antara kreator konten dan platform teknologi.
Topik-topik seperti keberlanjutan, kesehatan mental, dan inklusivitas juga diperkirakan akan mendominasi konten di masa depan. Generasi Z dan milenial yang menjadi mayoritas audiens mengutamakan isu-isu ini, sehingga kreator yang mampu menyuarakan hal-hal relevan akan lebih menarik perhatian.
Ancaman atau Peluang bagi Media Mainstream?
Salah satu pertanyaan besar yang sering muncul adalah apakah kreator konten mengancam eksistensi media mainstream. Faktanya, keduanya memiliki peran yang berbeda namun saling melengkapi. Media mainstream masih menjadi sumber utama untuk berita dan informasi yang kredibel, sementara kreator konten unggul dalam personalisasi dan interaksi dengan audiens.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa media mainstream mulai merasakan tekanan dari meningkatnya popularitas kreator konten. Sebuah survei dari Pew Research Center menunjukkan bahwa lebih dari 50% anak muda di Amerika Serikat mendapatkan berita mereka dari platform seperti YouTube atau TikTok.
Ini memaksa media tradisional untuk beradaptasi dengan cara baru, seperti memanfaatkan platform digital atau berkolaborasi dengan kreator konten.