blank
Jalan Mayjen Sutoyo Kebumen kini semakin asri dan bersih.(Foto:SB/Kominfo Kbm)

KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Pemerintah Kabupaten Kebumen kini kembali mengajukan penilaian penghargaan piala Adipura tahun 2024.

Hal itu setelah sebelumnya pada 2023 lalu, Pemkab Kebumen telah berhasil meraih Adipura untuk kali pertama. Pemkab menargetkan bisa meraih selama tiga kali berturut-turut agar bisa memperoleh predikat Adipura Kencana.

Kabid Penataan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Persampahan, dari Dinas Lingkungan Hidup Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kebumen Winarti mengatakan, pihaknya terus meningkatkan koordinasi dengan stakeholder untuk pencapaian Adipura kedua kalinya.

“Penilaiannya Insya Allah akan dilaksanakan pada bulan Desember 2024 atau Januari 2025. Dari rapat koordinasi yang sudah kita lakukan, disepakti bahwa tupoksi dari masing-masing OPD dalam rmendukung Adipura harus kembali diperjelas atau dipertajam,”terangnya, Senin (1/12).

Ia menyebut komponen yang dinilai sangat banyak, ada 17. Di antaranya kantor kedinasan, pasar, sekolah, rumah sakit, stasiun, TPA, tempat wisata, tata ruang kota, atau ruang terbuka hijau, seperti taman kota, hutan kota, Alun-alun dan sebagainya.

blank
Warga sering memadati Alun-alun Kebumen setelah Pemkab merenovasi ruang publik tersebut,.(Foto:SB/Kominfo Kbm)

Menurut Winarti, sebagai persiapan penilaian Pemkab telah mengeluarkan surat edaran kepada tiap-tiap dinas, instansi lembaga pemerintahan, kecamatan, rumah sakit, dan juga tempat-tempat pelayanan umum agar rutin untuk menjaga kebersihan dan membuat lingkungan yang asri di lembaganya masing-masing.

“Semua komponen itu sebenarnya sudah ada tanggung jawabnya di dinas masing-masing. Jadi silakan kami berharap ini bisa ditindaklanjuti atau disikapi secara serius untuk bisa menjaga kebersihan, dan di lingkungan masing-masing,”ucap dia.

Winarti menyebut, tidak ada anggaran agenda khusus, atau anggaran khusus dalam rangka menyongsong kembalinya penghargaan Adipura. Pemkab hanya mengoptimalkan kegiatan yang ada.

Dia menambahkan, untuk bisa dinilai Pemerintah Daerah harus aktif memberikan pelaporan tentang program-program lingkungan hidup ke dalam Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN).

“Setelah mengisi laporan di SIPSN, nanti tim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan melakukan cek silang kesesuaian data dengan yang di lapangan. Apakah riil atau tidak. Alhamdulillah kemarin kita hasilnya sesuai,”terangnya.

Lebih lanjut Winarti menyatakan, hal paling tinggi dalam penilaian Adipura adalah pengelolaan sampah di TPA. Kemudian Bank Sampah, sekolah dan rumah sakit, perumahan, dan tata kota.

Winarti mengakui, pengelolaan sampah di TPA sudah cukup baik. Hal ini ditandai dengan adanya pemanfaatan sampah menjadi bio gas atau gas metana yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar TPA Kaligending, Kecamatan Karangsambung.

Di sini, Winarti memandang Pemerintah masih lemah dalam hal pengurugan sampah, karena keterbatasan anggaran. Menurutnya, sampah yang baik, selain dimanfaatkan menjadi bio gas, juga harus diurug dengan tanah agar tidak menimbulkan penyakit.

“Idealnya sampah itu setiap hari diurug, tapi kenyataanya kita belum mampu. Kemudian kendala lain, armada pengangkut sampah kita juga masih kurang. Ini kemudian menjadi catatan bersama agar bisa ada perbaikan,”ucapnya.

Namun Pemkab terus mendorong  komitmen dan kesadaran dari masyarakat agar bisa  menjaga kebersihan. Tanpa adanya komitmen dan kesadaran masyarakat untuk mau menjaga lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan, maka predikat Adipura akan sulit terwujud.

Komper Wardopo