blank
Rizki Oki Hendar Susanto beserta anak istrinya.

JEPARA (SUARABARU.ID)- Kasus kemiskinan ekstrem di Kabupaten Jepara kembali terjadi. Jika sebelumnya di alami Mbah Sarmidi warga Desa Dongos, dukuh Krajan RT 05/01, kecamatan Kedung, kali ini kisah pilu di alami oleh warga Bapangan, RT02/RW03, Kecamatan Jepara kota.

blank
Rumah tidak layak huni tempat tinggal Rizki sekeluarga.

Bagaimana tidak keluarga Rizki Oki Hendar Susanto (49) ini hidup di rumah seadanya tanpa adanya WC dan kamar mandi. Yang lebih memilukan adalah kebutaan mata istrinya, Sholechah (54), yang telah diderita sejak 11 tahun yang lalu.

“Ya mas, dulu kena hewan kecil yang masuk kedua matanya lalu perih dan lama-lama gak bisa melihat sama sekali, ” ujar Rizki, atau yang akrab disapa Jangkung Minggu (10/11/2024).

“Dulu saya dan istri tinggal di sekitar terminal Semarang, lalu kami kembali pulang ke Jepara, sudah 3 tahun bangun rumah seadanya ukuran 3×5 meter. Ini pun kami menempati tanah irigasi dekat les Bapangan”, terang Jangkung.

Selama 3 tahun kelurga Rizki sudah berharap ada bantuan dari pemerintah Desa atau kelurahan Bapangan, namun tak pernah datang kepadanya. “Pernah dapat bantuan dana 2 kali dari PCNU Jepara, itu dulu, ” tutur Rizki.

Dari informasi yang kami terima, Keluarga Rizki pernah mengajukan usulan ke pak RT setempat supaya dapat bantuan. Namun hingga sekarang belum ada sedikitpun bantuan apapun yang mereka terima.

“Dulu 3 tahun yang lalu, saya pernah mengajukan permohonan agar dapat bantuan melalui ketua RT. Tapi jawaban Pak RT, “Njenengan orang baru, nanti klo ada pendaftaran baru, saya usulkan, ” ujar Sholichah, menimpali.

Selain itu, ia pernah minta surat keringanan sekolah ke kelurahan Bapangan namun hingga sekarang tidak ada kabar apapun.

Dalam kehidupan sehari-hari keluarga Rizki dan Sholichah dari hari Senin sampai Sabtu mulai pukul 07.00 pagi hingga pukul 15.30 bekerja di pasar Jepara 1 untuk meminta belas kasihan dari orang-orang yang memberinya sedikit uang.

Untuk Rizki sebagai kepala rumah tangga tidak bekerja, terkadang jadi kuli bangunan jika ada yang mengajak kerja. Untuk putrinya Aisyah Ayuwindira (10) sekolah kelas 3 Madrasah Tsanawiyah di Taman Sari, Saripan Jepara.

Sholichah harus berjalan kaki sejauh 300 meter dengan dituntun suaminya menuju ke pinggir jalan raya untuk naik angkutan umum dengan tujuan ke pasar Jepara 1.

Namun, akhir-akhir ini Solichah tidak sanggup berjalan karena kakinya mengalami pembengkakan. Menurutnya dia menderita penyakit diabetes.

“Ya, kaki saya sering kumat, bengkak dan sakit jika untuk jalan kaki ke pasar Jepara, obat saya habis ya gak berangkat ke pasar, “ucapnya dengan nada memelas..

Lebih lanjut Solichah meminta untuk membangun WC dan kamar mandi karena rumah yang ditempatinya memang tidak tersedia. “Saya sudah lelah meminta-minta”, ucapnya lirih.

Seperti diketahui pasangan ini pernah punya usaha jual sate kikil yang dijual ke pasar Jepara, namun modalnya untuk kebutuhan sehari-hari sudah tidak cukup.

Sementara itu terkait kondisi mata istrinya yang mengalami kebutaan Rizki berharap ada uluran tangan untuk pengobatannya.

“Ya Mas, saya pernah menanyakan biaya pengobatan mata istri saya ke salah satu rumah sakit di Semarang, untuk biaya operasi 1 mata itu dengan biaya 20 juta, karena kornea mata jika kena sinar matahari akan pecah, ” pungkas Rizki menceritakan keadaan kedua mata istrinya.

Secara terpisah, Ketua RT 02 RW 03 setempat mengatakan, “Saya sudah mengusulkan soal bantuan apapun dan mereka bahkan sudah menerima, soal pengakuannya yang berbeda ya saya ada datanya, ” jelasnya.

ua/g7