JEPARA (SUARABARU.ID)- Desa Tahunan pernah menjadi salah satu sentra mebel terbesar pada masanya. Sebagai pintu masuk Kabupaten Jepara, sepanjang jalan Soekarno-Hatta berjejer showroom mebel yang dikelola oleh keluarga secara turun temurun dari generasi ke generasi.
Namun, kondisi lesunya industri mebel di bumi Kartini ini sangat brdampak pada para pelaku mebel itu sendiri. Dari data yang ada, 99 pelaku industri di desa Tahunan hanya beberapa yang masih bertahan.
Kendati demikian, usaha untuk tetap mempertahankan ikon desa Tahunan sebagai sentra mebel di Kabupaten Jepara patut diacungi jempol. Bukan hanya itu, melalui Pemdes Tahunan, masyarakat juga ikut serta membantu untuk pelestarian seni ukir yang mulai punah.
Ditemui di sela-sela kegiatan pelatihan ukir untuk generasi muda, Petinggi Desa Tahunan, Muhadi, mengaku kegiatan yang selenggarakan oleh Pemdes Tahunan ini merupakan kegiatan yang kesekian kalinya untuk tetap mempertahankan Desa Tahunan sebagai ikon sentra mebel Jepara.
“Dari awal salah satu program kami adalah tetap melestarikan seni ukir dan industri mebel di Desa Tahunan”, ujar Muhadi, Jumat (1/11/2024).
“Meskipun terasa berat namun kami tetap komitmen dan optimis. Insyaallah ada jalan untuk kebangkitan industri mebel di Jepara yang memang sedang lesu ini”, tambah Muhadi.
Dari pantauan suarabaru.id, pelatihan ukir yang diselenggarakan oleh Pemdes Tahunan di GOR desa ini menyasar para generasi milenial dan Gen Z yang memang tidak pernah bersentuhan dengan dunia mengukir.
Ada sekitar 20 peserta yang mengikuti pelatihan ukir yang diselenggarakan oleh Karang Taruna Desa Tahunan ini. Pelatihan mengukir ini akan berlangsung selama tiga hari mulai tanggal 1-3 November 2024.
Sebagai kota yang mendapat julukan “The World Carving Center” atau pusat ukir dunia, rasanya ironis jika tidak ada generasi selanjutnya yang mampu melanjutkan kearifan lokal peninggalan para leluhur ini.
ua