blank
Pengunjung dilarang terlalu dekat dengan pusat letupan Bledug Kuwu, karena berbahaya. Foto: Tangkapan layar Youtube

Suara letupan yang terdengar keras itulah, yang tampaknya kemudian menjadi sebutan nama untuk tempat ini. Kalau dalam fenomena Bahasa disebut onmatope, bunyi atau suara yang menjadi nama. Misalnya reptil kecil yang disebut “cicak” karena bunyinya “cek cek cek” begitu juga “tokek” yang suaranya mirip dengan namanya.

Nah, suara “bleduk-bleduk” itu yang kemudian dijadikan nama tempat ini. Karena berada di Desa Kuwu, maka namanya jadi Bledug Kuwu.

Letupan lumpur Bledug Kuwu yang bercampur air ini mengandung garam, yang oleh warga dimanfaatkan dengan mengalirkan air ini, kemudian dikeringkan menjadi garam. Bila kita berkunjung ke sana, bisa juga membeli garam ini buat oleh-oleh. Harganya antara Rp 5.000 sampai Rp 10.000 tiap kemasan.

Legenda

Menurut legenda yang dipercaya masyarakat, Bledug Kuwu terjadi karena adanya lubang yang menghubungkan tempat itu dengan Laut Selatan. Alkisah, lubang itu merupakan jalan pulang Jaka Linglung, putra Prabu Aji Saka yang berwujud ular raksasa,dari Laut Selatan menuju Kerajaan Medang Kamulan.

Jaka Linglung berhasil mengalahkan Prabu Dewata Cengkar yang telah berubah wujud menjadi buaya putih di Laut Selatan.

Prabu Aji Saka berpesan pada Jaka Linglung, bila telah berhasil mengalahkan Bajul Putih atau Dewata Cengkar yang sudah berubah menjadi buaya, untuk pulang ke Medang Kamulan harus lewat bawah tanah.

Nah, dilakukanlah perjalanan dari Laut Selatan lewat bawah tanah itu oleh Jaka Linglung. Kemudian dia keluar di Kuwu, dan dipercaya tempat keluarnya Jaka Linglung itulah yang kini menjadi Bledug Kuwu.

Sehingga diyakini ada “hubungan bawah tanah” antara Laut Selatan dengan Bledug Kuwu.

Bledug Kuwu adalah satu dari banyak tujuan wisata di Grobogan. Dalam jarang kurangd ari 15 km, dari Bledug Kuwu wisatawan bisa mampir ke Museum Banjarejo yang menyimpan fosil-fosil purbakala.

Kemudian di dekat pusat kota ada Candi Joglo, wisata budaya dengan nuansa Bali. Di sini pengunjung bisa berfoto dengan Lokasi yang instagramabel, juga bisa mengenakan busana ala Bali untuk berfoto-foto dengan pemandangan laiknya di Bali.

Soal kuliner juga banyak di Grobogan. Bagi yang suka, swike Purwodadi sudah sangat dikenal. Juga ada garang asem, nasi pager, nasi becek, atau sajian lainnya.

Jadi, kapan berkunjung ke sini?

Tya Wiedya