WONOSOBO (SUARABARU.ID) – Ketua DPD Forum Komunikasi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (FK-PKBM) Wonosobo Ahmad Mukholis mendukung penuh upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui dunia pendidikan luar sekolah di daerahnya.
“Di Wonosobo saat ini ada sekitar 10 hingga 13 ribu anak tidak sekolah (ATS). Mereka rata-rata berusia 6 sampai 21 tahun. Mereka tidak sekolah atau putus sekolah karena faktor ekonomi, sosial, geografis dan kesehatan,” tegasnya.
Penegasan tersebut disampaikan pria bergelar doktor (S3) pendidikan luar sekolah itu, di sela-sela pelantikan pengurusan baru DPD FK-PKBM Wonosobo periode 2024-2029 yang digelar di Aroma Resto dan Caffee setempat.
Acara tersebut dihadiri calon Bupati Afif Nurhidayat dan KH Khairullah Al Mujtaba, Ketua DPW FK-PKBM Jawa Tengah, Tuslikhah, Sekretaris Disdikpora Wonosobo M Nur Khakim dan Ketua Dewan Pendidikan setempat Sri Haryanto.
Mukholis menyampaikan, penanganan ATS dan APS memerlukan kerjasama lintas sektor. Hal itu menuntut semua pihak untuk bergandengan tangan dan bahu membahu demi mengembalikan anak-anak tersebut ke jalur pendidikan. Baik formal maupun pendidikan luar sekolah
Pihaknya menambahkan bahwa PKBM adalah inovasi penting dalam memperluas akses pendidikan bagi masyarakat. PKBM memberikan kesempatan bagi siapa saja untuk melanjutkan pendidikan, tanpa batasan usia atau latar belakang pendidikan.
“PKBM menjadi alternatif bagi mereka yang ingin menyelesaikan pendidikan formal yang terputus dan bagi mereka yang ingin memperdalam pengetahuan dan keterampilan di luar sekolah formal,” lanjutnya.
Di Wonosobo ada sekitar 18 PKBM yang tersebar di berbagai kecamatan. Hingga saat ini, program pendidikan kesetaraan paket A, B, dan C (setara SD, SMP, dan SMA) telah berhasil meluluskan lebih dari seribu peserta.
Bantu Pemerintah
Mukholis berharap pemerintah pusat dan daerah memberikan perhatian lebih kepada lembaga PKBM, baik dalam bentuk kebijakan program maupun dukungan anggaran, untuk memperkuat peran mereka sebagai penyelenggara pendidikan nonformal.
“PKBM memainkan peran penting dalam mengatasi masalah ATS dan APS dan memberikan kesempatan kepada semua lapisan masyarakat untuk terus belajar,” tandasnya.
Afif Nurhidayat menyebut, PKBM saat ini bukan lagi menjadi alternatif, tapi telah jadi pilihan masyarakat untuk menempuh pendidikan non formal. PKBM sangat berperan dalam menurunkan angka ATS dan anak APS yang masih tinggi di Wonosobo.
“Ternyata banyak teman-teman perangkat desa dan calon wakil rakyat yang menempuh pendidikan kesetaraan di PKBM. Teman-teman di PKBM juga telah banyak membantu pemerintah dalam menurutkan angka ATS dan APS. Ini tentu layak diapresiasi, karena pendidikan di luar sekolah ikut membantu meningkatkan sumber daya manusia (SDM),” tegasnya.
Sementara itu, Ketua DPW FK-PKBM Provinsi Jawa Tengah Tuslikhah menambahkan kini PKBM tidak sekadar menyelenggarakan pendidikan kesetaraan. Karena banyak PKBM yang telah membuka program pendidikan life skill dan pendidikan anak usia dini (PAUD).
“Pengelola PKMB harus membangun kolaborasi dengan Forum Tutor, karena mereka sangat berperan dalam keberlangsungan proses belajar mengajar. PKBM juga harus menjalin kemitraaan dengan Disdikpora dan pemerintah daerah setempat. Kompak, bahu membahu, jalan bersama demi kemajuan PKBM di Wonosobo,” ujarnya.
Usai pelantikan pengurus DPD FK PKBM Wonosobo dilanjutkan dengan orasi pendidikan oleh Guru Besar Ilmu Tehnologi Pemberdayaan Masyarakat dan Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNY, Prof Dr Sujarwo, MPd. Dia menyampaikan materi “Peran PKBM dalam Pengentasan Kemiskinan melalui Jalur Pendidikan Non Formal”.
Muharno Zarka