Mengapa anjing dipilih? Sejak zaman dulu, entah sejak abad berapa, anjing sangat dikenal lewat gonggongannya, larinya, gigitannya, kesetiaanya, kepinterannya, dll. Dan semua hal kelebihan anjing itu dibutuhkan manusia untuk membantunya dalam banyak hal.
Sudah barangtentu syarat menjadi ason-ason dipatok oleh petani pengguna jasa. Sebut misalnya, anjing itu larinya harus cepat-sigap, juga dipilih yang gonggongannya keras-menakutkan. Pasti juga dipilih anjing pemberani, kecil tidak mengapa, yang penting pemberani, misalnya. Seseorang dipilih menjadi buzzer sangat mungkin menggunakan kriteria petani tersebut. Sangat tidak cukup kalau buzzer kok sekedar seperti lebah yang hanya ngung…..ngung……..ngung………
Umpatan
Di balik kehebatan anjing sebagaimana disebut-sebut di atas; nasib anjing memang sering tercampak karena ada saja orang mengumpat(i) orang lain seraya menyebut-sebut anjing. “Asuik,” misalnya.
Atas nama asu juga, ada paribasan bahasa Jawa: Asu arebut balung, anjing berebut tulang; dan peribahasa itu maknanya: padudon rebutan perkara sepele, sering terjadi pertengkaran hebat (kalau antaranjing disebut kerah) padahal hanya karena berebut sesuatu yang “kecil/sederhana/sepele.”
Baca juga Nawaniscaya Pendidikan dalam Iming-Iming Kecerdasan Buatan
Anehnya, bertengkar karena perkara sepele ini sangat mudah terjadi di tataran kehidupan mana pun. Orang-orang berpangkat bermartabat pun sering ngisin-isini berhubung sering melakukan juga: Asu arebut balung
Ada juga ungkapan sedulur asu, yaitu: sedulur tunggal biyung, beda bapak. Maaf seribu maaf, ungkapan sedulur asu ini bukan umpatan, melainkan sebuah perlukisan bernada kurang sopan. Memang menyakitkan, manusia kok disamakan dengan binatang (baca anjing). Namun, memang begitulah cara mengungkapkan kejengkelan sertamerta untuk menegur orang karena dia (atau mereka?) melanggar etika umum kehidupan.
Kehidupan manusia itu memang unik. Lewat ason-ason tergambar bagaimana manusia sangat menghargai dan mengakui kehebatan anjing; namun manusia pula yang mudah mengumpat menggunakan kata anjing: Asuikkkkk.
Pertanyaan yg menggelitik segera setelah pelantikan presiden dan wapres baru, ialah: Kemana para buzzers yg waktu-waktu kemarin ngung….ngung….ngung…??
JC Tukiman Tarunasayoga, Ketua Dewan Penyantun Soegijapranata Catholic University