Disamping menggelar upacara penghormatan bendera Merah Putih pada detik-detik proklamasi, para bakul Pasar Kota (Paskot) Wonogiri, secara guyub juga mengadakan kenduri selamatan memperingati HUT Kemerdekaan RI Ke-79 Tahun 2024 lalu.(Fok.Ist)

WONOGIRI (SUARBARU.ID) – Pasar Kota (Paskot) Wonogiri Kota dibangun tiga lantai, diresmikan oleh Gubernur Jateng Mardiyanto Tanggal 14 Oktober 2003. Pembangunannya berlangsung saat Begug Poernomosidi menjadi Bupati Wonogiri (2000-2010), setelah pasar tradisional tersebut sebelumnya musnah kebakaran.

Di era Bupati Joko Sutopo (2014-2024) yang mencanangkan salah satu visi misi-nya Apik Pasare (baik pasarnya), melakukan beberapakali pemugaran dan penyempurnaan. Sesuai harapannya, Paskot Wonogiri yang di zamannya menjadi pasar tradisional termegah di Provinsi Jateng tersebut, dapat tumbuh menjadi pusat keramaian publik dengan segala dimensinya. Yakni tidak sekedar sebagai tempat transaksi jual beli antara pedagang dan pembeli.

Juga tidak sekadar menjadi tempat berbelanja aneka kebutuhan pokok (pangan sandang). Tapi pasar tradisional yang ikonik tersebut, sekaligus dapat tumbuh sebagai tempat rekreasi, menjadi destinasi wisata, setidak-tidaknya menjadi sasaran pelancong dari luar kota yang ingin membeli aneka oleh-oleh khas Wonogiri. Sambil berbelanja, pengunjung dapat jajan aneka kuliner, makan dan minum di pasar yang kental nuansa tradisionalnya.

Sejumlah instansi pemerintah sering memakai halaman Paskot Wonogiri untuk menggelar upacara pencanganan program dan gerakan massal. Seperti upacara pencanangan penanggulangan kebersihan untuk lomba Adipura, penanganan penanggulangan Covid-19. Para relawan siaga bencana dan dari Search And Rescue (SAR) serta Linmas (Perlindungan Masyarakat), pernah berlatih ketrampilan naik turun bangunan bertingkat menggunakan tali tambang di Paskot Wonogiri.

Dinas Perdagangan Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kabupaten Wonogiri Pimpinan Wahyu Widayati, secara berkala menggunakan Paskot untuk tempat pemberian layanan Tera Ulang model jemput bola secara gratis. Yakni memberikan kemudahan dalam memeriksa (cek) akurasi timbangan para bakul.

Lontong Opor

Tata letak Paskot strategis, menyatu dengan terminal Angkot, terminal Angkudes dan terminal Bus Trans (Wonogiri-Solo), serta berdekatan dengan Stasiun Kereta Api (KA). Ini menjadi nilai lebih, untuk menyambut penumpang KA Batara Kresna (Solo-Wonogiri) maupun penumpang dari Bius Trans, yang ingin rekreasi belanja aneka jajanan. Sisi barat Paskot (depan stasiun KA), ada Warung Makan ‘Bu Bet’ yang legendaris. Menjajakan menu khas lontong opor, nasi pecel dan sambel goreng.

Bertempat di halaman timur, Lurah Paskot Wonogiri, Yato Baloeng (kiri) memimpin penghormatan bendera Merah Putih pada peringatan detik-detik kemerdekaan HUT Ke-79 Kemerdekaan RI Tanggal 17 Agustus 2024.(Dok.Ist)

Di dalam pasar, banyak dijumpai warung makan dengan aneka menu, bakso, mie ayam, tongseng, soto, dawet (minuman tradisional). Juga dijajakan aneka busana, kain destar ikat kepala, celana dan baju serta kaos Warok (seniman reog), pakaian kejawen (beskap, blangkon, jarik, stagen, sabuk, selop dan lain-lain) serta beragam baju celana fashion model terkini. Dijajakan pula beragam sandal dan sepatu aneka ukuran, komoditas arloji dan kacamata segala model. Sejumlah kios optik di pasar, juga memberikan pelayanan kuer kemampuan penglihatan indera.

Ingin berbelanja buah-buahan, tersedia di lantai dasar. Sebagian kios di lantai dasar, ada yang menjajakan aneka macam empon-empon bahan jamu tradisonal dan bermacam jamu herbal. Dijajakan pula aneka bibit tanaman hias, bunga tabur untuk nyekar beserta kelengkapan menyan dan dupa serta minyak wangi. Aneka jajanan pasar juga dijual oleh para bakul dari pedesaan.

Lurah (Kepala) Paskot Wonogiri, Yato Baloeng, menyatakan, ada sebanyak 1.351 pedagang yang berjualan. Menempati lantai satu sampai lantai tiga. Keramaian jual beli di lantai tiga, berlangsung sejak lewat tengah malam.

Untuk menumbuhkan sikap ikut handarbeni (memiliki), pasar bakul menggalang kebersamaan dalam wadah paguyuban sebagai upaya ikut menjaga kerapian, kebersihan, keindahan dan keamanan pasar. Jiwa nasionalisme para pegawai pasar dan pedagang, ditunjukkan secara nyata dengan menggelar aneka event dalam memperingati Dirgahayu Kemerdekaan RI setiap datang Bulan Agustus. Yakni menggelar aneka cabang olahraga, lomba kebersihan, menggelar panggung hiburan dengan memperlombakan adu mahir menyanyi diantara para bakul.(Bambang Pur)