Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Adrianto Djokosoetono. Foto: Tim Humas

JAKARTA (SUARABARU.ID) – Di tengah banyaknya pilihan transportasi, masyarakat pastinya membutuhkan layanan yang aman dan terstandarisasi. Bluebird, ikon transportasi Indonesia selama 52 tahun, dikenal memiliki konsistensi kualitas layanan dengan Standar Nyaman Indonesia (SNI).

Komitmen Bluebird adalah memberikan armada terstandarisasi, pengemudi profesional, serta layanan terintegrasi, dilanjutkan oleh hadirnya mobilitas berkelanjutan. Bluebird meluncurkan kampanye #TrueBlue-Sky, sejalan dengan perannya sebagai pionir penyedia mobilitas ramah lingkungan.

Adrianto Djokosoetono, Direktur Utama PT Blue Bird Tbk mengungkapkan, Bluebird mampu menjamin layanan SNI karena memiliki standar operasional yang terus di jaga.

“Bluebird memiliki sistem operasional yang teruji sejak 52 tahun lalu untuk menjaga SNI. Sistem ini menjadi fondasi untuk memastikan armada yang terawat dan berkualitas tinggi, serta memastikan pengemudi memberikan layanan yang prima. Bagi kami, setiap kilometer perjalanan itu berarti,” ungkap Adrianto yang akrab disapa Andre, belum lama ini.

Disampaikan, Bluebird percaya bahwa konsumen saat ini menginginkan lebih dari sekedar aman dan nyaman. Mereka menginginkan pengalaman lebih berkontribusi pada keberlanjutan yang berdampak bagi lingkungan dan sosial.

“Saat ini kami memiliki lebih dari 3.500 armada ramah lingkungan berbasis listrik dan gas. Kami sadar bahwa mobilitas keberlanjutan lebih dari sekedar dari armada, sehingga Bluebird membangun ekosistem untuk mendukung komitmen tersebut. Dimulai dari operasional pengemudi, infrastruktur pengisian daya, hingga transisi energi bersih. Ini menjadi bagian dari pilar Blue-Sky pada Visi Keberlanjutan yang menargetkan pengurangan emisi dan buangan sebesar 50 persen hingga tahun 2030,” terang Andre.

Muhammad Fahmi selaku Plt. Direktur Angkutan Jalan Kementerian Perhubungan mengungkapkan pendapatnya terkait komitmen yang dimiliki oleh Bluebird. “Bluebird telah menetapkan standar yang lebih maju, terutama terkait isu emisi. Ini menjadi tantangan bagi kami di pemerintah untuk mendorong industri lain dengan mengikuti langkah Bluebird,” kata Fahmi.

“Kami juga setuju bahwa regulasi harus sejalan dengan perkembangan teknologi. Seringkali, teknologi sudah berkembang pesat, namun regulasi masih tertinggal. Kami sangat menghargai adanya ruang-ruang diskusi seperti ini, karena dapat membantu mempercepat penyesuaian antara teknologi dan regulasi. Kami berharap langkah Bluebird ini dapat diadopsi oleh industri lain,” jelasnya.