WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Warga masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaannnya, supaya tidak menjadi korban terkait adanya sekitar 800 investasi bodong di Provinsi Jateng. Demikian disampaikan Wira Adi Brata, dari Bursa Efek Indonesia (BEI) Kantor Perwakilan Jateng-2.
Wira, menyampaikan hal itu Jumat (27/9/24) di Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri. Yakni saat tampil memberikan materi Pasar Modal pada sosialisasi ketentuan di bidang cukai dan edukasi pasar modal, kepada para Aparat Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkab Wonogiri. Sosialisasi ini dibuka resmi oleh Bupati Wonogiri yang diwakili oleh Pj Sekda FX Pranata. Ikut hadir memberikan paparan, M Arif Budiman dari Bea Cukai Surakarta, yang menyampaikan materi Ketentuan di Bidang Cukai.
Acara ini diikuti oleh Asisten Sekda, Sekretaris DPRD, Inspektur dari Inspektorat Wonogiri, Direktur RSUD Dokter Soediran Mangun Sumarso, para Kepala Badan dan Kepala Dinas, Kepala Satpol-PP, para camat dan para Kepala Bagian.
Investasi, merupakan kegiatan penempatan dana pada satu atau lebih dari satu jenis aset selama periode tertentu. Tujuannya, untuk mendapatkan keuntungan sebagai bagian dari penghasilan pendapatan atau untuk peningkatan nilai.
Menurut Wira Adi Brata, sejalan dengan perkembangan waktu, nilai uang akan terus merosot atau turun. Hal itu terjadi, karena dipengaruhi oleh adanya inflasi. ”Yang menjadikan duit wis ora ana ajine (uang menjadi tidak ada nilainya),” jelasnya.
Inflasi
Betapa nilai uang makin merosot, Wira, mencontohkan pada kenaikan harga komoditas kuliner produk tertentu, yang kenaikannya mencapai sekitar 30 persen per tahunnya. Juga pada bahan baku beras misalnya, nilai inflasinya per tahun mencapai sekitar 6,6 persen. Demikian halnya dengan komoditas gula pasir, naik 8,8 persen per tahun.
Dari adanya inflasi tersebut, berdampak telah memiskinkan masyarakat. Berkaitan ini, kepada para hadirin ditawarkan perlunya ikut menanamkan investasi di Pasar Modal. Tujuannya, untuk meningkatkan nilai uang yang ditanamkan. Dijelaskan, sekarang ini di Indonesia ada 938 perusahaan berstatus Tbk (terbuka), yang sudah bisa dibeli sahamnya.
Kata Wira, dengan ikut menanamkan investasi, menjadikan kita tidak sekadar diposisikan sebagai konsumen saja. Dicontohkan, Bank BRI dan Indofood punya laba besar, itu karena banyaknya masyarakat yang menjadi konsumennya.
Dengan ikut menanamkan modal di perusahaan yang berstatus Tbk, akan menjadikan masyarakat tidak sekadar jadi konsumen saja, tapi ikut mempunyai melalui kepemilikan saham. Peluang untuk ikut menanamkan investasi melalui pembelian saham, masih terbuka lebar. Karena baru sekitar 15 persen masyarakat retail yang paham tentang penanaman investasi.
Sebagian besar, justru diambil oleh bangsa asing, yang tidak pernah mengonsumsi mie instan produk dari Indofood. Apakah ASN bisa menanamkan investasi ? ”Bisa, asal tidak boros dan bijaksana cara mengelola pendapatannya, serta memiliki niat untuk menyisihkan sebagian penghasilannya, guna memenuhi kebutuhan di masa mendatang,” jelas Wira.(Bambang Pur)