Kepala Kantah Purworejo, Andri Kristanto, usai apel mengatakan bahwa, ada kado terindah yang didapatnya dalam HANTARU ke-64 tahun ini.

“Kami meraih posisi pertama se-Jateng dalam pencaipaian sertifikat elektronik. Banyak kendala yang kami hadapi, namun tak menjadi halangan untuk memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat. yang kami hadapi antara lain adalah proses alih media (upload file) dari data lama lebih memakan waktu,” tutur Andri.

Andri menjelaskan, Purworejo telah membuat 16.189 sertifikat elektronik, terbanyak di Jateng. Dari jimlah tersebut, PTSL 15.457 sertifikat, sertifikat BMD (milik daerah) 217 dan wakaf 3 sertifikat.

Dengan sertifikat elektronik, lebih praktis dan untuk keamanan telah dijamin dengan pengamanan digital berlapis. Bentuk fisik salinan resmi (print out) sertifikat elektronik juga tak sembarangan tak bisa dipalsukan.

Andri menjelaskan, bentuk fisik (print out) sertifikat elektronik memakai kertas khusus secure paper, yang hanya dicetak oleh Perum Peruri. Di atasnya ada logo Garuda, di tengah ada logo BPN menggunakan teknologi Invicible Hidden Image yang jika dilihat garis logonya berwarna putih dasar cokelat.

“Tapi jika dilihat menggunakan sinar UV (pemdeteksi uang palsu), akan berwarna hijau. Tanda tangan di sertifikat juga digital, telah divalidasi oleh BSSN. Kode masing-masing blanko (lembar) sertifikat juga berbeda. Di halaman belakang sertifikat ada barcode yang hanya bisa dibuka dengan aplikasi Sentuh Tanahku,” tutur Andri.

Jika ingin mendapat salinan resmi sertifikat elektronik, pemilik bisa datang langsung ke BPN. Salinan resmi sertifikat tanah elektronik juga sebisa mungkin tak dilaminating, karena dikhawatirkan tak terbaca aplikasi saat discan QR-nya.

Andri menjelaskan, dari Bulan Juli hingga 24 September 2024 PTSL telah terealisasi 30.923 dari target 36.400. Sertifikat yang telah jadi dicetak sebanyak 20.607, tinggal kurang 15.793 sertifikat. Ia optimis akan selesai di akhir Bulan Oktober 2024 mendatang.

Tamie