Bisma berhak memboyong Dewi Amba untuk menjadi istrinya. Tetapi dia mengikuti sayembara untuk adik tirinya Wicitrawirya. Adik-adik Amba yaitu Ambika dan Ambalika, akhirnya dinikahkan dengan Wicitrawirya.
Wicitrawirya menolak Amba, yang ternyata mencintai Prabu Salwa. Akhirnya Amba diantarkan ke Prabu Salwa, tetapi Prabu Salwa menolak karena telah dikalahkan oleh Bisma.
Dalam kondisi seperti ini, Amba yang terluka hatinya memaksa Bisma untuk menikahinya. Namun, sang Bisma adalh ksatria yang setia pada sumpahnya, tidak akan menikah.
Karena Amba terus memaksana dan mendesaknya, Bisma menakut-nakuti dengan mengarahkan anak panahnya ke tubuh Amba. Dan, takdir pun menetapkan, anak panah melesat tak disengaja menancap tubuh Amba yang membawanya pada kematian.
Menjelang ajalnya, Amba bersumpah bahwa Bisma akan mati dalam peran, dan Amba akan menjemputnya menuju nirwana.
Setelah babak ini, terjadilah perang Bisma melawan Srikandi. Bisma yang sadar takdirnya akan tiba, dia akan mati di tangah Srikandi, hanya pasrah belaka. Bisma memandang Srikandi yang seakan Dewi Amba sedang memenuhi sumpahnya. Bisma pun gugur dengan ribuan anak panah yang ditancapkan oleh Srikandi.
Suasana duka tergambar di sini, Bisma yang tewas bersama para prajurit. Lalu muncullah Dewi Amba yang turun dari Kahyangan untuk menjemput kekasih hatinya, Bisma.