blank
Dosen Unimma, Retno Rusdjijati, menyerahkan bantuan mesin pembuat slondok, beberapa hari lalu. Foto: Humas Unimma

MAGELANG (SUARABARU.ID) – Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma) memperoleh pendanaan dari Dirjen Vokasi, Kemdikbud. Dukungan dananya untuk melakukan kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dengan mitra industri kecil menengah (IKM) Slondok Aredo yang berlokasi di RT 03, RW 02, Kampung Tidar Sawe, Kelurahan Tidar Selatan, Kecamatan Magelang Selatan, Kota Magelang.

“Total keseluruhan dana yg disalurkan dalam bentuk bantuan program pelatihan, pembuatan QRIS dan peralatan sebesar Rp 35 juta lebih,” jelas Ketua PKM, Nugroho Agung Prabowo, dari Prodi Teknologi Informasi, hari ini Senin (19/8/24).

Dipaparkan, QRIS atau Quick Response Code Indonesian Standard, merupakan bentuk integrasi berbagai jenis QR yang berasal dari macam-macam Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) dengan penerapan QR Code. Bank Indonesia menjadi lembaga yang mengembangkan QRIS bersama dengan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia. Itu merupakan sistem pembayaran atau transaksi yang dikembangkan oleh Bank Indonesia untuk memudahkan pembayaran tanpa tunai

Selebihnya dia menyampaikan  bahwa kegiatan: Intervensi Teknologi Tepat Guna Berbasis Digital Economy untuk Pengoptimalan Usaha IKM Slondok Aredo Kota Magelang itu bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan pemasaran produk slondok melalui teknologi digital. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan sekitar enam bulan.

Anggota PKM dari Prodi Teknik Industri, Retno Rusdjijati, menambahkan, pendampingan yang dilakukan adalah tentang cara produksi yang baik, redesain stasiun kerja penggorengan dan pengemasan, pendampingan pembukuan kegiatan usaha dan pendampingan pemasaran produk berbasis digital.

blank
Usaha slondok yang mendapatkan pendampingan Unimma. Foto: Humas Unimma

Salah satu kegiatan yang telah dilakukan yaitu pemberian bantuan alat berupa mesin molen penyampur bumbu secara otomatis. Alat itu diberikan kepada IKM Slondok Ardo, karena selama ini proses penyampuran slondok mentah dengan bumbu dilakukan dengan menggunakan peralatan sederhana.

Yakni slondok mentah dimasukkan ke dalam ember besar yang sudah berisi larutan bumbu. Sesekali diaduk, agar bumbu tercampur rata. Namun, pengadukan sering dilakukan dengan posisi kerja yang tidak ergonomis, yaitu jongkok atau membungkuk, sehingga pekerja mudah mengalami kelelahan dan keluhan di bagian pinggang.

Dengan penggunaan mesin molen otomatis, bumbu dapat tercampur rata pada slondok dan tidak perlu pengadukan secara manual, sehingga mengurangi posisi kerja yang tidak ergonomis.

Pemilik usaha, Yudiantoko, sangat berterima kasih kepada tim PKM Unimma. “Saya sangat senang dengan pemberian mesin molen ini, karena bisa memproduksi slondok berbumbu lebih banyak dan cepat, sehingga semua permintaan konsumen dapat terpenuhi,” katanya.

Dua kegiatan lain yang akan dilakukan yaitu redesain stasiun kerja penggorengan dan pengemasan produk. Sebagai penanggungjawab kegiatan tersebut yaitu Tuessi Ari Purnomo yang merupakan anggota tim PKM dari Prodi Teknik Industri. Dia bersama dengan mahasiswa Fika Agustina mendesain dua stasiun kerja tersebut. Selain untuk peningkatan kapasitas produksi, juga untuk mengurangi keluhan-keluhan subyektif yang dialami pekerja.

Sedangkan dua mahasiswa yang lain yaitu Madinatul Ilmi dan Iin Suryani dari Prodik Teknologi Informasi mendampingi mitra dalam pembuatan QRIS untuk melayani konsumen nontunai.

Eko Priyono