SRAGEN (SUARABARU.ID) – Para bakal calon (balon) Bupati-Wabup Sragen yang belum tentu mendapatkan rekomendasi dari partai politik, sebaiknya tidak perlu pamer aset atau sejumlah besar uang.
Apalagi sejumlah asset dan uang disebutkan di ruang publik atau melalui media massa. Sebab menyatakan memiliki banyak uang, tetapi jika faktanya tidak terbukti, malah berbuah malu dan dikonotasikan melakukan kebohongan publik.
“Mengaku punya banyak uang dan aset, tapi masyarakat di lingkungannya kan tahu,” tutur Suyadi Kurniawan, tokoh masyarakat Kecamatan Masaran, Sragen, Selasa (13/08/2024).
Dikatakan kalau ada bakal calon Bupati/ Wabup Sragen mengaku memiliki sejumlah uang, lanjut Suyadi kemungkinan maksudnya mampu membiayai mahar untuk partai, uang saksi, uang kampanye, dan serangan fajar saat Pilkada.
Sehingga mencoba meyakinkan ke publik, bahwa balon itu mampu “membayar” untuk keperluan bisa menang di laga Pilkada.
Tapi apakah demikian faktanya. Hal itu belum terbukti. Sebab balon bupati/wabup yang memiliki banyak aset, belum tentu bisa cepat menjual assetnya.
Sedangkan persiapan pencalonan dan pemilihan sudah kian dekat. Apa mungkin bisa menjual asset dalam waktu cepat. Sedangkan pemilihan Gubernur/ Wakil Gubernur dan Bupati/Wakil Bupati, Walikota/ Wawali akan digelar serentak 27 November 2024 mendatang.
Suyadi tidak menyebutkan nama balon. Namun dia mengimbau agar balon yang belum tentu mendapatkan rekomendasi partai untuk memenuhi persyaratan nyalon Bupati/ Wabup, tidak perlu mengumbar diri sebagai orang kaya yang memiliki banyak asset dan uang. “Tidak perlu begitu, masyarakat sudah tahu kok gaya sehari-hari balon di lingkungannya,” pesan Suyadi yang pernah nyaleg anggota DPRD Sragen namun gagal terpilih itu.
Disebutkan, masing-masing partai memiliki kader dan calon terbaik yang bisa menjual program, serta visi-misi yang baik. Tidak perlu memamerkan uang dan aset pribadi.
Anind