Foto: ss/youtube

Oleh: Amir Machmud NS

// mereka bersinar/ dari sudut-sudut dunia/ satu pergi hadir lainnya/ sepak bola tak pernah hilang cahaya/ selalu lahir bocah-bocah luar biasa//
(Sajak “Wonderkids Mengorbit”, Juli 2024)

PADA otak, intelegensia, kaki, dan kepala siapakah masa depan sepak bola akan dibawa?

Elemen-elemen itu menyatukan komprehensivitas mahkota sepak bola dalam level ketika kita menikmati seni dan kehebatan para “dewa” seperti Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, Robert Lewandowski, dan para bintang lainnya.

Dari ajang Euro 2024, tak pelak lagi orang akan terasosiasi pada sosok-sosok menjanjikan: Arda Guler, Jude Bellingham, Kobie Mainoo, Joao Nevez, Francisco Conceicao, dan siapa lagi kalau bukan si Pemain Muda Terbaik Euro 2024 — Lamine Yamal?

Pecinta sepak bola masih bisa mencatat nama-nama young gun lain yang telah melintas di panggung megah: dari Florian Wirtz, Khvicha “Maradona” Kvaratskhelia, Radu Dragusin, Volodymyr Bhrazhko. Xavi Simons, Nico Williams, Dani Olmo, hingga Jamal Musiala.

Pun, Anda masih bisa menikrmati kematangan Harry Kane, Antonio Ruediger, Toni Kroos, N’Golo Kante, Granit Xhaka, atau Xherdan Shaqiri unjuk “kegenitan” dengan aksi-aksi eksepsional berkelas.

Mereka masih beredar di orbit elite. Lalu bagaimana dengan Cristiano Ronaldo? Maestro Portugal itu tampaknya sudah patut mengucapkan selamat berpisah kepada Selecao das Quinas, tim nasional Portugal. CR7 ngotot unjuk kemampuan, tetapi usia 39 tak lagi berkompromi.

Dari arena lain, di belahan benua yang berbeda, Julian Alfarez, Alejandro Garnacho, Valentin Carboni, dan Endrick memamerkan kepak sayapnya dalam perhelatan Copa America 2024, meroket bersama Argentina dan Brazil.

Sayang, pasukan jogo bonito mengalami keterpurukan justru ketika dunia menunggu Endrick, Rodrygo, dan Vinicius Junior beraksi dengan segala keelokan seni sepak bola Samba.

Di tengah kondisi demikian, Luis Suarez, Darwin Nunes, Luis Diaz, James Rodrigues, dan Lionel Messi tak mau begitu saja terlempar ke luar panggung; justru ketika anak-anak muda sudah antre pula mengorbit. Mereka menjanjikan kegemilangan di masa depan: dari Kendry Paez (Ekuador), Luc de Fourecolles (Kanada), Kevin Andrade (Venezuela), hingga Kaheem Dixon (Jamika).

Lamine Yamal
Di antara terang cahaya itu, perhatian dunia kini terpusat ke Lamine Yamal, roket muda Spanyol yang menjadi magnet media di Jerman 2024 dengan berbagai pemecahan rekor lantaran aksi-aksi di usia belia. Selain gol indah ke gawang Prancis, dia juga memberi empat assists, antara lain umpan kunci yang menjadi gol Nico Williams di partai puncak.

Kiprah wonderkid 17 tahun itu bagai meredupkan cahaya yang sejatinya juga memayungi Guler, Phil Foden, Bellingham, Mainoo, Xavi, Wirts, dan Musiala.

Yamal, alumnus Akademi La Masia berdarah Maroko dan Guinea Ekuatorial itu sejak awal telah menyita perhatian. Kepercayaan pelatih Luis de la Fuenta tak dia sia-siakan. Impresivitas mengangkat Yamal ke atmosfer berbeda.

Para legenda mengapresiasinya. Andres Iniesta melihat Yamal memang “tidak normal”. Gary Lineker menyebutnya bergerak ke level Messi dan Ronaldo. Rodri — kapten Spanyol dan Pemain Terbaik Euro 2024 — mengakui kedewasaan yang memancar dalam performanya. Sedangkan young gun Jerman, Jamal Musiala mengidolakan bocah yang berulang tahun menjelang babak final melawan Inggris itu.

Di antara proses pertumbuhan bocah Spanyol itu, anak-anak bertalenta dari Euro dan Copa 2024 sedang bersiap-siap mengarungi waktu, menempuh pembuktian untuk merawat dan mengasah keterampilannya. Dari Bellingham, Guler, hingga Yamal…

Sepak bola masa depan, pada akhirnya bakal bergantung kepada mereka. Seperti Rodri yang membayangkan lima – enam tahun mendatang, Yamal bakal menggenggam dunia.

Dan, pada sisi lain, siapkah sepak bola dunia kehilangan Leo Messi dan Cristiano Ronaldo, dua dari sejumlah pemilik bakat dan kemampuan langka? Yang bahkan Messi ditamsilkan sebagai alien yang hadir dari planet berbeda?

Rasanya, takkan lama saat itu tiba. Waktu tak mungkin menghindarkannya…

Amir Machmud NS; wartawan suarabaru.id, dan Ketua PWI Provinsi Jawa Tengah