Baca juga Naik Pikap Terbuka ke Waduk Wadaslintang lalu Berperahu Menikmati Eksotika Lubang Sewu
Bagi yang berminat untuk mengapung pakai ban menerjang jeram di Sungai Bedegolan, minimal harus enam orang. Tersedia satu rangkaian terdiri atas empat ban besar.
Tiga untuk wisatawan, satu ban untuk pemandu yang bertanggung jawab atas melajunya dan selamatnya penumpang sampai etape terakhir. Jadi, dengan minimal enam orang, ada dua rangkaian yang melaju menerjang riam.
Start dari kawasan yang juga biasa digunakan untuk berkemah di tepi Sungai. Jadi bila berkemah di situ, untuk river tubing tinggal jalan sedikit menuju tempat start.
Mereka yang mengikuti trip river tubing harus mengenakan sepatu, helm, dan rompi pelampung yang disediakan. Sebelum terjun ke air, mendapatkan briefing dari pemandu, setelah itu, rangkaian ban dilempar ke air, dan kita menunggu untuk segera naik.
Tak Perlu Bawa Kamera
Bermain river tubing memang disarankan tidak membawa barang apa pun, kecuali pakaian yang kita pakai. Jadi, juga tidak perlu membawa kamera, karena tim Sendal River Tubing sudah menyiapkan kamerawan, yang mengambil foto atau video di spot-spot tertentu, biasanya spot yang cukup “serem”.
Si kamerawan melaju sendiri dengan ban Tunggal, lalu berhenti di spot tertentu. Nah, wisatawan yang naik ban itu, akan difoto di spot-spot tertentu. Dan, ada juga pemberhentian sementara, ya semacam rest area-lah. Di sini rombongan berhenti, memberi kesempatan pada kamerawan untuk melaju lebih dulu, kemudian mengambil posisi di spot-spot yang ditetapkan.
Keseruan akan terasa, ketika ban yang kita tumpangi mulai menerjang Jeram. Meski jeram itu tidak ekstrem, tetapi setidaknya lumayan buat melepas hormon adrenalin.
Untuk para perempuan, biasanya mereka langsung berteriak, terlebih ketika air seakan menyapu wajah dan seluruh tubuh mereka. “Awas ada batu, kaki ditekuk,” begitu teriak mereka saat melewat jeram berbatu.
Saling Siram
Dan, ketika berhenti sejenak di “rest area” yang airnya tenang dan kedalaman hanya sekitar 50 cm, kenakalan dan keusilan pun terjadi. Peserta satu dengan yang lain saling ciprat air.
“Masa kecil kurang bahagia, jadi begini kelakuannya,” ujar Herna, alumni SMA Negeri 1 Wonosobo tahun 1981, salah satu peserta.
“Bukan masa kecil kurang bahagia, tetapi, ini mengulang kebahagiaan masa kecil yang sekarang sulit dijumpai,” ujar Wied, teman Herna.
“Wah, betul Pak. Bukannya masa kecil kurang bahagia, tetapi mengulang kebahagiaan masa kecil. Dulu waktu kecil saya juga sering main seperti ini tapi pakai debog pisang,” ujar pemandu.
Mengarungi Jeram menggunakan ban dalam kendaraan besar ini membutuhkan waktu sekitar satu jam dari lokasi start di Sendangdalem dan finis di Desa Rahayu.
Pemandangan di kiri-kanan Sungai sangat mengasyikkan, kebun dan ladang warga, dengan aneka tanaman seperti kelapa, jambu, rambutan, melinjo, serta tanaman lainnya.
Tonton videonya di https://www.instagram.com/p/C9Kn47lSRbZ/
Setelah sekitar jam menerjang jeram dan menghindari bebatuan, sampai di pemberhentian. Jarak tempuh sekitar 2 kilometer dilewati dengan suka ria, tanpa ada ketegangan, justru kegembiraan.
“Pasti menyesal teman-teman yang tidak ikut,” ujar Rini. Memang peserta camping alumni SMA Negeri 1 Wonosobo yang sudah kakek-kakek dan nenek-nenek ini sekitar 40 orang. Tetapi yang ikut mengarungi Jeram hanya 10 orang, itu pun delapan perempuan dan cuma dua laki-laki.
Pengarung Jeram pun turun dari ban pengapung, naik ke darat, dan mobil ‘pajero’ alias pikap bak terbuka yang membuat “panas njaba-njero (panas luar-dalam) pun siap membawa kembali ke titik awal, lokasi camping.
Sekitar 20 menit melewati jalanan menanjak dan menikung tajam, sampailah di kaki Gunung Rayang, tempat rombongan berkemah. Makan siang yang disediakan keluarga Mas Hadi Susilo, mantan Camat Wadaslintang pun sudah menanti.
Yang khas dari Wadaslintang adalah pepes ikan nila, dan itu sudah tersedia. Setelah membersihkan diri, kemudian menikmati makan siang, dengan lauk pepes nila khas Wadaslintang dan sayur lodeh yang nikmat.
Usailah petualangan siang itu, hanya dengan membayar Rp 75 ribu per orang, bisa menikmati arung jeram ringan, yang aman dan penuh kegembiraan. Terima kasih Tim Sendal River Tubing, terima kasih Mas Hadi Susilo dan keluarga, terima kasih teman-teman eks SMA Negeri 1 Wonosobo ’81.
R. Widiyartono