Yang menarik, saat mengajar Tagor juga memberikan masuk-masukan terhadap karya foto peserta. Menurut dia, fotografer harus siap menerima kritikan dan pujian, yang penting tidak sampai dibawa emosi.
Pemateri lainnya pada hari ketiga SJI di Semarang, yaitu praktisi media yang juga Wakil Ketua Departemen Multimedia PWI Pusat Merdi Sofansyah yang memberikan mata ajar Video Jurnalism.
Bersaing dengan Medsos
Menurut dia, berita video atau video jurnalistik merupakan salah satu produk berita yang menarik minat para pencari informasi. Masyaraka cenderung tertarik mendapatkan berita kepada audio visual ketimbang hanya berupa teks.
”Saaat ini video menjadi penting karena platform media sosial banyak menggunakan video. Berita harus dilengkapi dengan audio visual agar bisa mempunyai nilai tambah,” imbuhnya.
Dia mengatakan, dengan teknologi yang sangat berkembang dalam merekam video sekarang bisa memakai ponsel. Mikrofon juga penting untuk mendapat suara yang lebih fokus. Sebagus apapun gambar di video jika suaranya bermasalah bisa berakhir dengan kekecewaan.
Merdi berharap, wartawan pada era kekinian mampu bersaing dengan media sosial yang bertebaran yang digunakan oleh masyarakat Indonesia, seperti WhatsApp, Instagram, Facebook, TikTok, Telegram, atau TikTok.
Di depan peserta, Merdi berbagi tips bagaimana merekam peristiwa dengan video, termasuk video dari ponsel. Menurutnya, salah satu kiat dalam membuat berita lewat video harus memperhatikan beberapa faktor, seperti kualitas kamera, angle atau sudut pengambilan gambar itu.
Untuk mencairkan suasana, Merdi membuat kuis tentang jurnalistik. Pemenangnya akan mendapatkan sebatang cokelat.