Editor IDN Times Dhana Kencana menyampaikan materi Jurnalisme Multitaskin (27/6/2024). Foto: Ning S

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Seorang pewarta foto atau fotografer yang ingin mengabadikan momen untuk berita disarankan mampu membaca medan dan situasi ketika melakukan tugas jurnalistik. Selain itu, hindari terbawa arus dan ”membebek”.

Hal itu disampaikan fotografer senior Tagor Siagian saat mengajar tentang Foto Berita dalam Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) yang digelar PWI Pusat dan Kemendikbudristek di Hotel New Puri Garden Semarang, Kamis 27 Juni 2024.

”Selalu saya ingatkan ke pewarta foto agar jangan terbawa arus. Ketika yang liputan foto ke sana, ikutan ke sana, hindari untuk membebek supaya jepretan kita eksklusif. Karya yang eksklusif akan menciptakan kepuasan tersendiri,” kata Tagor, yang dikenal sebagai fotografer panggung, karena sebagian besar pengalaman jurnalistiknya ada di konser musik itu.

Tagor yang sudah malang melintang di dunia olahraga humas induk organisasi dirgantara (PB FASI) mengingatkan pentingnya fotografer membaca situasi dan selalu belajar dari karya fotografer lain agar terlatih mendapatkan angle yang bagus.

Dia mencontohkan yang dimaksud membaca situasi adalah memahami objek liputan. Misalnya, sebelumnya meliputan konser musik, fotografer harus datang ke lokasi misalnya saat check sound.

”Jangan sampai ketika meliput kaki tersandung kabel karena tak tahu medan. Demikian juga saat meliput bola, ya datang saja saat latihan. Apalagi baru mengenal stadionnya. Wartawan foto juga harus tahu aturan main ketika ada event-event resmi, misalnya jangan sampai nyelonong begitu saja,” tambah fotografer yang karya-karya jurnalistiknya pernah dimuat di berbagai media internasional itu.