blank
Ketua Umum KONI Jateng, Bona Ventura Sulistiana (tengah), saat memberikan arahannya pada para petinju yang sedang menjalani Pelatda Sentralisasi, di Sasana Sasana Schreuder, Salatiga. Foto: koni

SALATIGA (SUARABARU.ID)– Ketua Umum KONI Jawa Tengah, Bona Ventura Sulistiana, meminta pada empat petinju yang terjun di PON XXI/2024 nanti, minimal bisa mendapatkan satu medali emas.

Hal itu setidaknya untuk mempertahankan emas yang diraihnya pada PON XXI/2021 Papua. Di PON Papua lalu, cabor tinju Jateng menerjunkan tiga petinju. Dari tiga petinju yang turun, hanya satu medali emas berhasil diraih atas nama Willys Boy Riripoy, yang turun di kelas berat (91 kg).

Dan di PON yang dijadwalkan digelar di Aceh-Sumatera Utara pada September mendatang itu, Jateng menurunkan empat petinjunya. Mereka adalah Ari Marsiana (Banyumas/kelas 66 kg), Burhanudin Aduraf (Pati/75 kg), Sylvania Fathurohman Putri (Kabupaten Magelang/kelas 54 kg) dan Muhammad Irfan (Banjarnegara/kelas 57 kg).

BACA JUGA: Selama 16 Tahun Jateng Tak Pernah Dapat Medali Emas Cabor Gulat

”Dengan materi petinju yang ada, dan keseriusan Pelatda Sentralisasi yang dilakukan Pengprov Pertina Jateng, kami yakin target itu akan terealisasi,” ujar Bona, saat melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev), di Sasana Schreuder Salatiga, tempat Pelatda Sentralisasi, pada pekan lalu.

Dalam kegiatan itu, Bona didampingi Sekretaris Umum KONI Jateng Ade Oesman, Ketua Bidang Pendidikan dan Penataran Handoyo DW, dua staf Binpres Abdul Ghoni dan Indawati. Dari Pengprov Pertina hadir Ketua Harian Sudarsono, Manajer Tim Danang Adhi Kusuma, pelatih Puspita Aprilia dan Agus Triyono. Hadir juga BAI Sri Busono dan Kabid Litbang Dr Mugiyo Hartono.

Bona menyebut, tempat Pelatda Sentralisasi di Sasana Schreuder Salatiga memiliki aura juara. Di mana di sasana itu telah melahirkan atlet-atlet juara dari beberapa cabang olahraga.

BACA JUGA: Pencoretan Atlet Atletik Akan Dilakukan Jika Berprestasi Buruk di Jateng Open 2024

”Tempat ini sangat nyaman, dan aura juara sangat jelas terasa. Termasuk cabor tinju saat Pelatda jelang PON Papua lalu, juga pelatda di sini dan melahirkan juara,” tambah mantan atlet karate itu.

Sementara itu, Sudarsono menyatakan, cabor tinju masuk kategori III A, kendati di PON Papua berhasil meraih medali emas. Sedangkan kuota untuk Pelatda Sentralisasi hanya empat bulan. Namun ketua Pengprov Pertina Jateng itu mengambil keputusan, Pelatda Sentralisasi digelar mulai April. Artinya Pelatda dilakukan selama enam bulan.

”Jika Pelatda kami hanya empat bulan, sangat tidak mungkin bisa meraih medali emas. Kami butuh kebersamaan dan peningkatan skill para petinju. Semoga dengan penambahan durasi pelatda, para atlet semakin matang dalam persiapannya,” tandas dia.

Riyan