Pementasan drama "Beauty and The Beast"  FBS UKSW memukau penonton. Foto: UKSW

SALATIGA (SUARABARU.ID) – Panggung Balairung Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) bertransformasi menjadi sebuah dunia magis penuh keajaiban pada Jumat dan Sabtu (21-22/6/2024) malam.

Kisah klasik “Beauty and The Beast” dipentaskan dengan gemilang, hingga memukau setiap pasang mata yang hadir.

Drama tahunan yang telah menjadi ikon Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) ini, digarap dengan penuh dedikasi oleh para mahasiswa FBS, mengundang antusiasme luar biasa dari penonton. Antrean panjang mengular sejak sore hari, menghidupkan suasana drama yang kental akan nuansa musikal ini. Tepuk tangan riuh dan sorak sorai mengiringi setiap akhir babak, menandakan apresiasi mendalam dari para penonton.

Ratusan mahasiswa berkolaborasi dalam pementasan yang menciptakan karya menakjubkan ini. Mulai dari produser, sutradara, pengarah musik, pemusik, pemeran, koreografer, paduan suara, penulis naskah, hingga desainer tata panggung dan pencahayaan, semua posisi diisi oleh talenta muda FBS. Sebanyak 146 orang terlibat dalam produksi ini, dengan 8 pemeran utama, 17 anggota crowd, dan 9 musisi, serta 3 dosen supervisor yang bersinergi untuk menghadirkan pertunjukan yang memikat hati.

Kisah yang memikat hati

Kisah “Beauty and The Beast” berlatar di sebuah desa kecil, tempat seorang wanita muda bernama Belle memimpikan petualangan dan kehidupan di luar rutinitasnya. Ketika ayahnya tersesat di hutan, Belle menemukan sebuah kastil misterius dan ditawan oleh pemiliknya yang berwujud monster.

Belle menawarkan diri untuk menggantikan posisi ayahnya sebagai tawanan Beast. Beast, yang dulunya adalah seorang pangeran, dikutuk untuk tetap dalam bentuknya yang mengerikan sampai seseorang benar-benar mencintainya. Terlepas dari ketegangan awal di antara mereka, Belle dan Beast mulai membentuk ikatan yang istimewa. Hingga akhirnya cinta Belle menghancurkan kutukan, mengubah wajah Beast menjadi wajah pangeran kembali.