Pementasan drama “Beauty and The Beast”  FBS UKSW memukau penonton. Foto: UKSW

Bonnie Armistead dan Anna Joy Armistead, warga Amerika Serikat yang telah tinggal di Salatiga selama 30 tahun, memberikan pujian tinggi. “Dramanya sangat bagus, mereka mampu menceritakan kisahnya dengan baik. Mereka melakukan pekerjaan yang sangat baik, mendramatisasi dengan mahir. Sangat bagus, sangat baik dilakukan, timing-nya sangat tepat. Sangat baik sekali,” kata Bonnie. Anna juga mengungkap ini bukan kali pertama mereka menyaksikan pertunjukan drama spektakuler dari FBS ini. “Saya sudah pernah menonton sebelumnya, saya pernah menonton ‘Tangled’,” bebernya.

Moral value yang mendalam

Wakil Rektor Bidang Keuangan, Infrastruktur dan Perencanaan (WR KIP) Priyo Hari Adi, S.E., M.Si., Ph.D., Ak., menyatakan bahwa setiap tahun, event prestisius ini menjadi ikon yang membanggakan bagi UKSW.

“Ini adalah kesempatan bagi mahasiswa untuk menyelaraskan apa yang ada di pikiran dan hati mereka. Event ini menjadi kebanggaan bagi FBS, dan kita terus menggali apa yang menjadi ciri khas kita. Saya bangga FBS terus berkarya dan menghasilkan sesuatu yang menakjubkan. Setiap tahun, FBS selalu menampilkan performa yang luar biasa,” ungkapnya.

Produser drama Yohanna Amanda Putri mengungkapkan bahwa pementasan ini tidak hanya menarik dari segi cerita, tetapi juga menawarkan pesan moral yang mendalam. “Kami ingin penonton bisa mendapatkan nilai moral dari cerita ini, bahwa banyak orang menilai dari luarnya saja,” ungkap mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris ini.

Yohanna mengungkapkan, kreasi seni yang dipersembahkan oleh mahasiswa FBS ini juga menonjolkan set artistik dan kostum yang mencolok, termasuk karakter-karakter unik seperti cangkir dan benda-benda rumah tangga lainnya.

Pementasan ini membuktikan bahwa FBS terus menggali potensi mahasiswanya dalam seni teater, menghasilkan karya yang tidak hanya membanggakan, tetapi juga memberikan pengalaman teater yang berkesan bagi penonton.

Ning S