DIKISAHKAN dalam kitab Qurrotul Uyun, suatu hari Nabi Muhammad SAW didatangi seseorang yang mengaku selalu mendapatkan keturunan yang wajahnya kurang elok.
Sesaat kemudian Allah SWT menurunkan wahyu kepada beliau agar orang yang menginginkan keturunan bagus itu memberikan buah jambu biji kepada perempuan yang sedang hamil, terutamanya ketika kandungan berusia tiga hingga empat bulan.
Secara medis, jambu biji ini termasuk buah yang berbiji keras, sehingga dikhawatirkan pencernaan tidak mampu menggiling bijinya. Muncul mitos, , buah dengan jenis demikian ini menyebabkan usus buntu.
Jika ditarik garis tengah, maka, si Ibu tetap memakan buah jambu biji. Sedangkan untuk menjaga jangan sampai menimbulkan gangguan pada usus, buah itu dapat dibuat jus.
Setiap tentu menghendaki keturunan yang baik secara jasmani dan rohaninya. Anak yang bagus akhlaknya namun tidak bagus rupanya, juga mengurangi keindahan. Yang ideal itu keturunan yang bagus fisiknya, dan bagus pula akhlaknya.
Selain mengonsumsi buah jambu biji untuk ikhtiar membaguskan rupa, para ahli ilmu firasat memberikan tuntunan kepada kedua orang tua yang sedang memiliki janin dalam kandungan untuk membaguskan perilakunya.
Menurut mereka, perilaku kedua orang tua saat Ibu hamil itu saat-saat memberi pendidikan pertama pada calon bayi. Dengan kata lain, mengasuh atu mendidik anak itu sejak dia masih dalam kandungan.
Berdasarkan ini, khususnya kalangan muslim dan muslimah disarankan memperbanyak membaca Alquran dan Ayah memperbanyak membaca Surat Yusuf, dan Ibu membaca Surat Maryam.