JEPARA (SUARABARU.ID)- Dalam rangka membekali siswa-siswi agar memiliki keterampilan menyembelih hewan secara syar’i, MA NU Nahdlatul Fata Petekeyan melaksanakan kegiatan praktikum ibadah penyembelihan hewan. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari ini, 10 Juni 2024 di kampus Tahfidh MA NU Nahdlatul Fata Petekeyan. Hadir sebagai narasumber KH. Moh. Rusydi, guru Mapel Takhassus didampingi H. Nur Khandir, Kepala MA NU Nahdlatul Fata dan sejumlah dewan guru.
Dalam sambutannya, H. Nur Khandir berharap siswa-siswi mengikuti kegiatan praktik penyembelihan hewan dengan baik.
” Ini kesempatan langka harus kamu ikuti program ini dengan baik agar kelak menjadi penjagal hewan yang profesional dan syar’i.” Tutur H. Nur Khandir.
Pelatihan penyembelihan hewan diawali dengan teori dan tata cara menyembelih hewan dan hal-hal yang harus dihindari yang disampaikan oleh KH. Moh. Rusydi.
” Agar penyembelihan hewan sukses dan sesuai syar’i harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Penyembelih hewan beragama Islam, dewasa, dan berakal. 2) Pisau yang digunakan harus tajam. 3) Penyembelihan dilakukan di pangkal leher hewan dengan memutuskan saluran pernapasan dan dua urat leher di kanan dan kiri. 4) Hewan yang disembelih sunnah dihadapkan kiblat.” Papar Kiai Rusydi.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa pemotong hewan tidak harus laki-laki, tapi juga boleh perempuan. Terkait dengan tata cara memasak hewan aqiqah, Yi Rusydi panggilan akrabnya menjelaskan agar masakan aqiqah cenderung manis dan tulangnya tidak dipotong kecil-kecil. Hal tersebut sebagai tafa’ulan agar anak yang diaqiqahi menjadi anak yang manis lisannya dan akhlaknya serta sehat walafiat.
Setelah Kiai Rusydi menyembelih satu ayam dan satu kambing, beberapa siswa bergantian mempratikkan. Anak-anak tersebut adalah M. Zainur Haq, Adrian Kiki, Andika Reza, Ahmad Jamal Yazid, Wifaqul Azmi, Fito Alinky.
” Alhamdulillah, praktikum ibadah penyembelihan hewan qurban berjalan lancar, semoga ini menjadi pengalaman berharga bagi anak-anak yang dapat dipraktikkan saat terjun di masyarakat.” Tutur Ahmad Munif, Waka Kesiswaan.
ua/Sub