Lawiyah, warga Desa Padas Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan, Jateng terdampak kemarau. Foto: Dok/Dompet Dhuafa

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Sudah tiga bulan lamanya, kemarau menyelimuti tanah Padas, Grobogan. Sungai yang mulai kering hanya menyisakan bebatuan, dan tanah pun bertekstur kering pecah-pecah.

Hal tersebut menjadi malapetaka bagi para warga Padas yang mayoritas petani jagung. Salah satu petani jagung, Lawiyah (63), menjadi salah satu warga yang terdampak.

Dengan menempuh perjalanan  tiga jam, tim Dompet Dhuafa akhirnya sampai di rumah Lawiyah. Mereka berangkat dari Kota Semarang menggunakan mobil. Sesampainya di Desa Padas, mereka harus berganti kendaraan bermotor. Sebab, mereka harus melintasi sungai, ladang jagung, dan jalan penuh tanjakan bebatuan.

Saat perjalanan menuju rumah Lawiyah, Staf Layanan Program Dompet Dhuafa Cabang Jateng, Yusuf Amukhti, mengungkap tentang Desa Padas yang terletak di Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Dikatakan, Padas terindikasi menjadi salah satu desa 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal). Kondisi ini diperparah dengan datangnya musim kemarau yang sudah berjalan selama tiga bulan. Untuk itu Dompet Dhuafa menargetkan Desa Padas sebagai salah satu titik penerima distribusi daging kurban pada Idul Adha 1445 H nanti.

Menurut Lawiyah, akibat kemarau panjang menyebabkan hasil panen jagungnya tak bagus. Terlebih, Lawiyah tak dapat menikmati seratus persen dari hasil panennya. Ia harus mengirim setoran dikarenakan lahan yang biasa ia tanami jagung bukan milik pribadi, melainkan sewa atas Perusahaan Umum Kehutanan Negara (Perhutani).