“Aku jualan (tawarkan) Kota Semarang, yang kita jual itu Semarang ada berbagai macam agama dan suku, tapi tidak penah yang namanya ada ricuh-ricuh. Harmony in Diversity aku menyebutnya. Kita tetap bersatu walapun berbeda-beda. Nah itulah yang kita jual ke para pesiar dimulai dari fasilitas di Dermaga Tanjung Emas…”
SENIN 8 April 2024, Mariya bakal memimpin tim yang akan memandu turis mancanegara dari Kapal Pesiar (Cruise) Oceania Nautica berwisata di Jawa Tengah. Kapal berisikan sekira 500 pesiar lintas negara segera berlabuh di Dermaga Pelabuhan Tanjung Emas Semarang yang dikelola PT Pelindo Multi Terminal (SPMT), subholding PT Pelabuhan Indonesia (Persero).
Tugas besar Mariya pada H-2 Lebaran 2024 itu barangkali akan menjadi pekerjaan terakhir sebelum masa libur Hari Raya Idul Fitri 1445 H. Tapi Kota Semarang dikepung banjir, keadaan menjadi berbeda dan Mariya terus putar otak mencari solusi.
Dua hari sebelum Oceania Nautica bersandar, hujan deras mengguyur Kota Semarang diikuti banjir di banyak lokasi. Banjir terjadi laiknya pekan pertama bulan Ramadan 1445 H di mana bibit Siklon Tropis menghantam banyak wilayah di Indonesia, termasuk Kota Semarang.
Bahkan, di Rumah Mariya yang menjabat Account Coordinator Nusantara Tour itu terendam banjir sekira selutut orang dewasa. Kondisi itu bertahan hingga hari tugas Mariya memimpin tim berisi sekira 50 orang tiba memandu turis dari kapal Oceania Nautica.
“Aku banyak pikiran ‘gimana ya ini’. Sampai bos telepon, ‘apa mau dijemput pakai truk (kendaraan besar)’ untuk terobos banjir supaya bisa berangkat kerja. Waktu hari H (kapal bersandar) rumah dan perkampungan masih banjir. Aku berangkat, dan di jalan-jalan utama Kota Semarang sudah kering, Pelabuhan (Tanjung Emas) kering, bersyukur banget,” ujarnya berkisah di sebuah kedai kopi Rabu 22 Mei 2024 petang.
Dengan setelan kasual santai, Mariya sosok yang bergelut di dunia pariwisata selama hampir 20 tahun itu bercerita panjang lebar tentang perkembangan pariwisata Jawa Tengah. Khususnya kerja sama yang dibangun antara agen pelayaran dan PT Pelindo yang mengelola Pelabuhan Tanjung Emas sebagai pintu masuk turis mancanegara dari kapal pesiar.
Oceania Nautica menjadi kapal terakhir yang ditangani Nusantara Tour sebagai agen pariwisata inter cruise pada musim Oktober 2023 – April 2024. Setidaknya ada 12 kapal pesiar yang sudah ditangani Mariya dan tim yang diawaki setidaknya 50 orang di luar guide (pemandu wisata).
“Kita menghitungnya season (musim) bukan tahun. Jadi season Oktober 2023 – April 2024 itu musim hujan makannya kita sebut winter. Season kemarin itu sudah (tangani) 12 cruise. Yang besok lagi season Oktober 2024 – April 2025 ada sekira 15 jadwal cruise yang bakal dihandle. Tapi start-nya awalnya Desember 2024 yang terjadwal,” ujar Mariya.
Nilai Ekonomi
Selain Nusantara Tour, kata Mariya, ada dua perusahaan lain yang juga rutin menangani turis mancanegara dari kapal pesiar ke sejumlah pariwisata di Jawa Tengah. Artinya dalam satu season, jumlah kedatangan kapal cruise di Pelabuhan Tanjung Emas bisa dua kali lipat lebih daru yang ditangani Mariya.
“Tiap season saat memang ramai, bisa 28-35 cruise yang sandar. Rata-rata di atas 25 cruise. Kalau kapal besar bisa membawa 1.000-2.000 an turis. Pernah satu kapal agen pariwisatanya dua yang menangani. Ada juga kapal kecil, misalnya seperti para petualang yang mungkin 100-an orang saja,” ujarnya.
Perputaran ekonomi yang masuk di Jawa Tengah di setiap kapal pesiar sandar cukup besar. Bisa mulai dari Rp 400-an juta hingga lebih dari Rp 1 miliar. Nilai itu merupakan kontrak antara agen pelayaran kepada perusahaan inter cruise seperti di Kota Semarang.
Akan tetapi, lanjut Mariya, juga melihat paket-paket pariwisata yang diambil oleh para pesiar tersebut. Sebab tidak semua turis itu turun kapal ketika sudah bersandar.
“Dari nilai kontrak itu langsung dibagi-bagi banyak lini. Bayar sewa bus, tiket masuk lokasi pariwisata, konsumsi, membayar pekerja, dan lain-lain. Ekonomi bergerak,” kata Mariya.
Nominal tersebut di luar angka nilai belanja yang dikeluarkan oleh para turis ketika mengunjungi tempat-tempat wisata di Jawa Tengah. Seperti mengunjungi pelaku-pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk membeli oleh-oleh atau suvenir.
Harmony in Diversity
Menjual potensi pariwisata di Jawa Tengah kepada para pesiar itu tidak semudah yang dibayangkan. Tidak seperti Bali yang sudah lebih punya nama di kacamata turis. Meski begitu justru menantang bagi Mariya dan pelaku pariwisata di Jawa Tengah untuk mengenalkannya ke manca negara.
“Mereka turis asing kalau bicara Indonesia memang tahunya hanya tahu Bali. So… kita jelaskan mulai dari Bali. Setelah itu kita tarik baru tergantung provinsi mana yang mau kita jual. Lalu Kita tarik, misal Jawa Tengah punya apa? DI Yogyakarta punya apa? ini lho ada kebudayaan ini atau yang lainnya. ‘Ternyata Indonesia besar banget ya’ kata mereka,” ucap Mariya.
Memang, diakui Mariya mempromosikan pariwisata di Jawa Tengah penuh tantangan, selain Candi Borobudur yang sudah amat primadona sejak lama. Apalagi khususnya Kota Semarang, karena memang hanya dikenal pusat bisnis atau transit. Jadi memang minim obyek wisata yang potensial dilirik turis asing.
Tapi Mariya dengan pengalamannya menemukan celah bagaimana memikat turis mancanegara untuk berkeliling Jawa Tengah. Di Kota Semarang khususnya, kearifan lokal budaya masyarakat yang multikultural ternyata menjadi menarik.
“Aku jualan (tawarkan) Semarang ke mereka itu, bahwa berbagai macam agama dan suku ada di sini. Akan tetapi kita tidak penah yang namanya ada ricuh-ricuh. Harmony in Diversity aku membranding Kota Semarang. Jadi kita tetap bersatu walapun berbeda-beda. Nah itulah yang kita jual,” kata dia.
Terdapat empat langganan lokasi pariwisata yang bisa dipilih menjadi paket tur bagi para turis kapal pesiar. Di antaranya City Tour Semarang yang meliputi Kelenteng Sam Poo Kong, Gereja Blenduk Kawasan Kota Lama, Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), dan Vihara Pagoda Avalokitesvara.
Selain itu ada paket tur di Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Museum Kereta Api Ambarawa di Kabupaten Semarang, dan Candi Gedong Songo di Kabupaten Semarang.
“Pengalaman turi ada yang bilang ‘di Semarang kau ajak aku ke semua tempat-tempat ibadah, dan (pengalaman) yang saya dapatkan dari semua itu aku mendapatkan tenang, dan itu bagus. Makannya itu tergantung membangun citranya pariwisata kita seperti apa,” kata Mariya.
Pandemi Covid 19
Mariya ingat betul pandemi Covid 19 cukup menggoyahkan perekonomian di bidang pariwisata. Batalnya banyak kapal pesiar yang seharusnya terjadwal berlayar ke Pelabuhan Tanjung Emas Semarang salah satu buktinya.
“Pas 2020 itu kan waktu ada kapal pesiar terakhir sandar saat masa Covid 19 setelah itu lama tidak ada karena pembatasan sosial. Tapi walaupun Pandemi Covid 19, kita tetap melakukan yang namanya pengajuan kontrak. Akan tetap update karena kita kan tidak tahu kondisinya Covid 19 kapan akan membaik. Tapi kita lakukan itu update produk, harga setiap tahun. Karena kalau kapal datang 2024 itu aku bikin kontraknya bisa 2022 bisa 2021. Karena sekarang pun aku sudah bikin kontrak untuk 2026,” ujar Mariya.
Pada 2021 masih ada pembatasan sosial kegiatan masyarakat di Indonesia, jadi batal ada kapal masuk. Waktu berlanjut dan keadaan membaik, pada 2022 dirinya mulai kembali menangani satu kapal pesiar.
Begitupun dengan agen pariwisata inter cruise lainnya juga mendapat mandat menjemput para pesiar. Meski demikian, diakuinya belum banyak sekitar lima kapal saja di tahun tersebut.
“Baru 2023 mulai datang banyak, karena 2022 kan sedikit kondisi sudah oke kan (bagus kondisinya) Lalu Oktober 2023 akhir mulai ada yang ditangani hingga April 2024 ini sudah 12. Ini mulai normal lagi ada 15 yang sudah konfirmasi di 2024-2025. Belum lagi di perusahaan biro pariwisata yang lain,” kata dia.
Sumbang Angka Kunjungan Tertinggi
Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jateng Agung Hariyadi mengatakan, kunjungan kapal pesiar di wilayah tersebut menyumbang angka paling tertinggi turis mancanegara.
“Secara angka, memang turis mancanegara paling banyak dari kapal pesiar. Itu yang terus dirawat bersama,” kata dia.
Disporapar ingin memberikan banyak kesan terhadap para wisatawan mancanegara itu. Salah satu contohnya memberikan suguhan tarian tradisional untuk sambutan kepada mereka di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Tahun lalu, Jawa Tengah menarget kunjungan wisata sekitar 54 juta orang termasuk di dalamnya wisatawan mancanegara. Sementara tahun 2024, sebanyak 60 juta orang ditarget bisa didatangkan berwisata di Jawa Tengah.
Fasilitas dan Pelayanan di Pelabuhan Tanjung Emas Diakui
Fasilitas di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang yang dikelola oleh PT Pelindo Multi Terminal (SPMT) subholding PT Pelindo usai merger PT Pelindo I, II, III, dan IV pada 1 Oktober 2021 makin diakui internasional. Hal itu juga yang dikatakan agen pelayaran internasional di Bali.
“Jadi turis mancanegara makin kenal kita Indonesia. Seperti Semarang kita juga cukup diakui. Dari agen kita di Bali bilang ‘oke ya Semarang itu dari segi dermaga, dari segi terminalnya’. Kalau aku sendiri salut sama Pelindo. Memang setiap waktunya meningkatkan fasilitasnya,” kata Mariya.
Dia mencontohkan, di Dermaga Samudera 1 sudah ada fasilitas seperti AC, musik, dan lain-lain. Di Dermaga 2, PT Pelindo menyedikan fasilitas tenda, sekarang peninggian sedang dilakukan. Fasilitas di terminal ditingkatkan. Bahkan lebih bagus dari pelabuhan di kota-kota lain.
“Akses bersih, rapi, akses gampang, ada wi-fi, ada fasilitas kursi roda. Hal itu bagus karena mereka (turis mancanegara) merasa diperhatikan. 2013 misalnya, Pelindo dulu tidak seperti ini, masih sering banjir, buat turis susah masuk ke bis. Dan itu mengakibatkan turis yang misalnya seharusnya turun 800 orang hanya 300 saja yang turun, dan itu rugi,” katanya.
Secara koordinasi, lanjut Mariya, pegawai PT Pelindo juga komunikatif dengan agen pariwisata. Hal itu berdampak nyata untuk kelancaran dalam pengelolaan pelabuhan.
“Misalnya saya ditanya dari teman PT Pelindo. ‘Mba Mariya kapalnya besok ini ya, kita gini ya sandarnya di sini’. Aku begitu sering koordinasi sama kepala Terminal Pelabuhan Tanjung Emas,” ucap Mariya.
PT Pelindo juga cukup memberi solusi bila sedang dalam keadaan darurat. Contohnya saat hujan bus seharusnya tidak boleh masuk sampai dermaga kapal, maka diberi kompensasi boleh masuk.
“Tamunya (turis) kalau harus jalan dari terminal penumpang ke kapal dalam kondisi hujan dengan jarak 2 km itu, PT Pelindo juga menyediakan payung dan jas hujan satu persatu,” kata dia.
Transformasi PT Pelindo
Branch Manager Tanjung Emas Hadianto menerangkan, Pelabuhan Tanjung Emas telah menjadi pintu gerbang kunjungan kapal pesiar ke Jawa Tengah. Sejak Januari-April 2024, SPMT Branch Tanjung Emas melayani kunjungan kapal pesiar sebanyak 13 kapal yang berangkat dari berbagai pelabuhan asal menuju ke Tanjung Emas dengan membawa 10.392 wisatawan mancanegara.
Angka menjadi yang terbanyak kedua setelah Pelabuhan Gilimas yang mencatatkan 45.548 penumpang kapal pesiar. Sementara pada posisi ketiga di Pelabuhan Parepare dengan 438 orang. Secara keseluruhan total penumpang kapal pesiar yang dilayani SPMT mencapai 66.378 orang dari 28 kunjungan kapal pesiar.
Lebih jauh PT Pelindo Multi Terminal (SPMT), subholding PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo, terus berkomitmen meningkatkan pelayanan kepada para pengguna jasa di pelabuhan, sekaligus mengawal denyut nadi logistik operasional pelabuhan nonpetikemas di Indonesia, salah satunya Branch Tanjung Emas, Semarang yang menunjukkan kinerja positif dari transformasi pelabuhan yang dilakukan.
SPMT terus melakukan proses transformasi dan standarisasi operasional dan komersial di seluruh pelabuhan dengan mengacu pada 6 pilar yakni, Proses, SDM, Teknologi, Peralatan, Infrastruktur & HSSE, salah satunya ditunjukkan oleh Terminal Jamrud melalui implementasi sistem operasi Pelabuhan nonpetikemas terintegrasi yang disebut PTOS-M (Pelindo Terminal Operating System Multipurpose) yang secara progresif tampak pada capaian kinerjanya selama kuartal pertama 2024 dibandingkan sebelum melakukan transformasi pada 2023.
PTOS-M menjadi bagian dari proses transformasi dan standarisasi yang juga berdampak pada peningkatan produktivitas Ton/Ship/Day (T/S/D) serta penurunan port stay dan cargo stay yang signifikan.
“Branch Tanjung Emas mencatat pada kuartal I 2024 terjadi peningkatan produktivitas bongkar muat General Cargo dari sebelumnya 2.098,22 T/S/D pada Kuartal I 2023 naik 23,49% menjadi 2.591,10 T/S/D secara year on year (yoy) pada Kuartal I 2024. Hal yang sama juga tercatat pada produktivitas Curah Kering yang meningkat 24,91% dari 2.480,03 T/S/D menjadi 3.097,77 T/S/D dan peningkatan paling tinggi dicatat oleh bongkat muat Curah Cair yang meningkat 67,06% dari T/S/D 1.363,62 T/S/D menjadi 2.278,06 T/S/D pada periode yang sama,” tutur Hadianto.
Selain itu, dari sisi arus tercatat peningkatan throughput internasional sebesar 31,0% pada periode yang sama, dari 221.722 ton pada kuartal I 2023 menjadi 290.467 ton pada kuartal I 2024. Terminal Penumpang Tanjung Emas juga mencatatkan peningkatan arus penumpang sebesar 43,9%, dari 64.448 penumpang di kuartal I 2023 menjadi 92.752 penumpang di kuartal I 2024.
Hasil transformasi dibuktikan dengan berkurangnya durasi Port Stay kapal di pelabuhan Tanjung Emas Semarang yang ditunjukkan dengan turunnya angka Port Stay kapal kegiatan Bongkar Muat kemasan curah cair hingga mencapai 31,6%, dari rata-rata portstay 47,4 jam pada periode Agustus-November 2023 menjadi rata-rata 33 jam pada periode Desember 2023 – April 2024.
Pelabuhan Tanjung Emas merupakan area terminal kargo umum, curah, dan penumpang yang berada di kota Semarang, dan memegang peran penting sebagai jalur logistik utama ke Provinsi Jawa Tengah. Sekitar 40% energi gas ke Jawa Tengah serta ketersediaan CPO juga disuplai dari Tanjung Emas.
Diaz Azminatul Abidin