blank
Pj Bupati Kudus Hasan Chabibie saat memukul lesung di acara pembukaan Jambore Pokdarwis Jateng akhir pekan lalu. foto: Ali Bustomi

KUDUS (SUARABARU.ID) – Kabupaten Kudus menjadi tuan rumah ajang pameran destinasi wisata dan kebudayaan yang digelar selama dua hari. Yakni, 18 Mei dan 19 Mei 2024. Pada event tahunan Jambore Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) masing-masing Kabupaten/Kota di Jawa Tengah menampilkan berbagai keunikan karya yang khas.

Penjabat (Pj) Bupati Kudus, M Hasan Chabibie menyampaikan, terima kasih kepada Pemprov Jateng karena menunjuk Kota Kretek sebagai tuan rumah Jambore Pokdarwis. Diharapkan hal ini bisa dimanfaatkan sebagai ajang promosi. Sebab, masing-masing kabupaten/kota di Jateng yang hadir juga menunjukkan kebudayaan, khasanah lokal, dan UMKM dari masing-masing daerah.

“Sebagai tuan rumah, Kabupaten Kudus juga menunjukkan kesiapannya menggelar kegiatan di level provinsi dan nasional, sehingga Kudus naik kelas dan bisa menjadi pintu masuk dan mercusuar di Jateng,” ujarnya.

Kemudian, jambore rutin tahunan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia kelembagaan kelompok sadar wisata melalui peningkatan sadar wisata dan aktualisasi Sapta Pesona. Selain itu, Kudus mendapatkan kepercayaan sebagai tuan rumah. Dimana agenda ini semua kabupaten di Jawa Tengah menggelar berbagai stand dan pameran. Mereka menunjukkan karakter lokal dan kebudayaan masing-masing kabupaten.

“Saya kira ini menjadi sarana dan ajang promosi yang baik. Saling menunjukkan kebudayaan, khasanah lokal, produk, kerajinan lokal. Ini menunjukkan Kabupaten Kudus ini betul-betul siap untuk menggelar event di level provinsi maupun nasional. Itu artinya, menjadikan Kudus naik level,” bebernya.

Pj Bupati pun menceritakan sejak dirinya bertugas di Kudus selama empat bulan terakhir, dia melihat banyaknya khazanah wisata dan budaya yang ada di Kudus. Hampir seluruh desa memiliki atraksi budaya yang jika dikelola dengan baik bisa menjadi daya tarik wisata tersendiri.

Oleh karena itu, Pj Bupati meminta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus untuk tak henti-hentinya melakukan promosi atas kekayaan wisata dan budaya yang ada agar lebih dikenal di skala nasional atau bahkan internasional.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jateng, Agung Hariyadi mengatakan, adanya kegiatan ini dapat mendukung mereka dalam menampilkan hasil karya cipta pesona untuk memeriahkan festival tahun ini.

“Sudah ada 850 desa wisata dengan kategori maju 35 desa, selebihnya baru rintisan dan berkembang. Penyelenggaraan event tahunan ini, harapannya masyarakat menjadi penerima tamu yang baik untuk kunjungan wisatawan di Jateng,” ujarnya.

Menurutnya, masyarakat berperan aktif dalam menggali dan mengelola. Ini salah satu upaya pemerintah untuk menggerakkan masyarakat di desa supaya mampu meningkatkan nilai ekonomi. Sehingga kedepannya bisa mengurangi kemiskinan melalui desa wisata itu.

“Kita arahkan untuk menjadi daya tarik wisata di desa. Misalnya Desa Kandri, Semarang itu ada kampung wisata yang sudah banyak dikunjungi warga asing. Disitu banyak belajar tentang seni wayang. Kita arahkan juga untuk menampilkan budaya. Jadi, orang asing itu suka akan budaya,” bebernya.

Ia menyebut, progres pemerintah mentarget wisata dan budaya mencapai 60 persen. Sedangkan 40 persen produk buatan lokal. Ia selalu kampanyekan eco social tourism. Semua digalakkan kepada masyarakat. Dari pemerintah hanya memberikan dorongan dan memfasilitasi.

Ads-Ali Bustomi