blank
Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah gelar parade wajah bahasa ruang publik di MAN Kendal. Foto: Dok/Humas (20/5/2024)

KENDAL (SUARABARU.ID) – Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah (BBPJT) menyelenggarakan Parade Wajah Bahasa Ruang Publik di Kabupaten Kendal yang dilaksanakan pada Senin hingga Selasa (20-21 Mei 2024).

Kegiatan yang digelar di Aula Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kendal itu diikuti oleh 60 siswa sekolah setempat. Mereka terdiri dari siswa kelas X dan XI yang aktif di organisasi sekolah, antara lain OSIS/MPK, PMR, dan Pramuka.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Dr. Syarifuddin menyatakan kegiatan yang dikemas dalam bentuk pembekalan penggunaan bahasa Indonesia di ruang publik itu dilakukan untuk mengajak siswa bersikap positif dan bangga menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Para siswa yang terdiri atas aktivis sekolah itu diharapkan mampu menjadi agen perubahan dalam penggunaan bahasa Indonesia di ruang publik di sekolahnya.

“Selama dua hari ini para siswa yang mengikuti kegiatan dilatih mengamati penggunaan bahasa Indonesia yang kurang tepat di ruang publik di lingkungan sekolahnya. Kemudian mereka diajari bagaimana memperbaiki penggunaan bahasa yang kurang tepat itu menjadi bahasa Indonesia yang baik dan benar,” kata Syarifuddin, Senin (20/5/2024).

Menurut Syarifuddin, mereka sudah memperoleh mata pelajaran Bahasa Indonesia dan mendapatkan informasi sebelumnya tentang apa dan bagaimana bahasa Indonesia. Dalam kesempatan tersebut mereka akan diajak untuk mengamati penggunaan bahasa Indonesia di ruang publik.

“Mereka sudah belajar Bahasa Indonesia di sekolah. Akan tetapi, mungkin mereka belum diajak mempraktikkan pengamatan bahasa Indonesia di lingkungannya. Untuk itu, para siswa harus bisa menerapkan apa yang dipelajarinya di bangku sekolah dengan kenyataan penggunaan bahasa Indonesia di ruang publik,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala MAN Kendal, Drs. H. Moh. Soef, mengatakan, bahasa Indonesia berbeda dengan bahasa Arab, bahasa Inggris, dan bahasa Jawa. Bahasa Jawa mengenal tingkatan, tetapi bahasa Indonesia tidak. Siswa harus mengikuti perkembangan bahasa Indonesia yang dinamis. Untuk itu, pihaknya merasa senang karena para siswa dibekali dengan pengetahuan dan wawasan kebahasaan dari Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah.

“Terima kasih kepada Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, karena sekolah dan siswa kami diberi kesempatan mengikuti pembinaan bahasa ini,” ungkap Soef.

Soef menjelaskan, pihaknya menyiapkan siswa kelas X dan XI untuk mengikuti kegiatan pembinaan dari Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah. Diharapkan mereka menjadi agen perubahan di sekolah karena mereka berasal dari aktivis di sekolahnya.

“Kami berharap anak-anak kami bisa mengikuti kegiatan ini dengan baik. Mereka akan terjun di masyarakat dengan membawa bekal ilmu yang sudah diperoleh dan bisa menerapkannya,” ungkap dia.

Ning S