Astri Ekoningtyas, pengrajin ampas kopi menunjukkan karyanya. Foto: R. Widiyartono

DUNIA pergaulan kini tidak bisa lepas dari kopi. Minum kopi pada masa kini seakan sudah merupakan hal yang wajib. Berbeda dengan zaman dulu, minum kopi seakan hanya untuk orang tua.

Di desa-desa pada zaman dulu, kesan minum kopi hanya untuk orang tua memang sangat terasa. Ketika mereka berkumpul dalam suatu acara, apalagi malam hari, kopi tidak bisa dilepaskan. Dan, anak-anam mudanya, taka da yang menyentuh kopi.

Itu dulu, dulu sekali. Sekarang kopi menjadi minuman yang tidak bisa dilepaskan oleh berbagai kalangan. Yang tua ngopi yang muda juga. Maka warung-warung atau kedai-kedai kopi bermunculan di mana-mana.

Ya, minum kopi menjadi budaya massa bagi yang tua dan muda. Tetapi pernahkan Anda berpikir tentang ampas-ampas kopi sisa yang kita minum itu. Ampas-ampas bubuk kopi ini memang umumnya dibuang setelah minumannya habis.

Tetapi seorang perempuan di Pare, Kranggan, Temanggung memanfaatkannya untuk produk-produk kerajinan berupa gelang, tasbih, leontin, dan sebagainya. Ampas minuman kopi itu kemudian menjadi bernilai, bahkan bernilai sangat tinggi dibandingkan ketika usai habis airnya tinggal ampasnya.

Memanfaatkan Limbah

Adalah Astri Ekoningtyas, Perempuan asal Demak yang kini tinggal di perumahan Pare Mukti, Pare Kranggan Temanggung. Dia membuat benda-benda kerajinan dari ampas kopi, yang kemudian menjadi kalung, gelang, tasbih, dan lain-lain.

Gelang ampas kopi produk karya Astri Ekoningtyas. Foto: Dok Astri

Baca juga Wisata Alam dan Budaya di Dusun Krecek, Nyadran dan Menikmati Kesejukan Air Terjun

Barang-barang ini tentu saja unik, karena selain punya bentuk yang indah, juga ada aroma kopi yang muncul. Bisa saja kelak, barang-barang ini menjadi oleh-oleh berupa kenangan ketika wisatawan berkunjung ke Temanggung.

Astri mengaku, punya ide memanfaatkan limbah kopi ini, melihat ayahnya yang sudah minum kopi. “Bapak saya suka ngopi, jadi ampas kopinya banyak. Dan, ampas-ampas itu terbuang. Saya melihat ada potensi untuk dimanfaatkan menjadi barang yang bernilai,” kata Astri.

Kebetulan saat ini tinggal di daerah Temanggung. Dan, Temanggung juga dikenal sebagai penghasil kopi yang khas. Maka, di Temanggung pun banyak kafe yang menyediakan minuman kopi.

“Saya mengambil limbah kopi ini dari kafe-kafe yang ada di Temanggung. Limbah ini saya cuci, kemudian dijemur lalu disaring dan diolah,” ujar Astri.

Setelah limbah bubuk kopi itu kering, kemudian didiamkan setidaknya sehari dan disaring. Dari penyaringan ini muncul bubuk yang lebih halus dan yang kasar. “Barulah bubuk yang disaring ini dibentuk menjadi butiran-butiran. Yang kasar dijadikan bentuk yang lebih besar seperti leontin, misalnya,” kata Astri.

Sebuah karya unik dan nyeni dari ampas kopi oleh Astri Ekoningtyas. Foto: Instagram

Astri meminta ibu-ibu tetangganya untuk membantu membuat butiran-butiran yang nantinya bakal menjadi butiran pada tasbih atau kalung. “Kami memberdayakan ibu-ibu rumah tangga di sekitar kami. Pendapatan mereka dihitung dari jumlah bahan yang mereka bawa,” ujar Astri.

Kerajinan ini kemudian diberi nama brand “Mantan”. “Memang terkesan lebay, tetapi sebenarnya mantan kan bermakna bekas. Yang saya hasilkan in ikan benda-benda yang berasal dari barang bekas,” ujar Astri.

Dia memasarkan produk-produk ini dengan menitipkan pada toko-toko seperti di Yogya, misalnya. Dia memilih Yogya, karena di sana banyak wisatawan yang diharapkan bisa membeli produknya.

Dia juga sering mengikuti pameran-pameran, untuk memperkenalkan produk kerajinannya. Dia pun menunjukkan orang-orang penting yang pernah menggunakan produknya. Ada pejabat, artis, pengusaha dan sebagainya.

Menurut Astri, konsumennya selain dari Jawa ada yang dari Sumatera, Malaysia. “Kami juga mendapatkan apresiasi dari Duta Besar Belarusia saat melakukan pameran di Semarang,” ujarnya.

Untuk produk kerajinan yang merupakan bagian dari ekonomi kreatif ini, Astri memang tak hanya memproduksi. Dia juga memberikan treatment atau perawatan. Misalnya, Ketika aroma kpinya sudah memudar, dia punya cairan coating yang bisa disemprotkan agar aroma kopinya muncul kembali.

Produk yang dihasilkan Astri tentu saja membutuhkan pemasaran yang lebih luas, agar hasil kerajinan unik dari Temanggung ini bisa lebih dikenal. Dinas Perdagangan, UKM, dan Koperasi Temanggung bisa mendukungnya bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

Hal ini mengingat, produk ampas kopi “Mantan” karya Astri Ekoningtyas ini bisa bisa oleh-oleh dan kenangan bagi wisatawan yang berkunjung ke Temanggung.

Widiyartono