blank
Hamdi Sarimaryoni.

Oleh: Hamdi Sarimaryoni

JEPARA (SUARABARU.ID)- Salah satu tantangan bagi warga  Nahdlatul Ulama (NU) saat ini adalah membangkitkan perekonomian dengan sistem Integrated Farming. Integrated Farming merupakan sistem pertanian dengan memanfaatkan keterkaitan antara tanaman perkebunan, pangan, hortikultura, serta ternak dan perikanan untuk mendapatkan agroekosistem yang mendukung produksi pertanian, peningkatan ekonomi dan pelestarian sumber daya alam.

Dari hasil riset, lembaga milik NU yang menangani menangani masalah pertanian, perternakan, perkebunan, kehutanan, perikanan, kelautan manajemen sumber daya alam, pengembangan pedesaan dan lingkungan hidup adalah Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU). Saat ini LPPNU sedang menyoroti kondisi sektor peternakan di Indonesia yang belum mandiri.

Dari hasil riset yang kami lakukan, produksi peternakan dalam negeri harus dioptimalkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat, sehingga dapat menurunkan impor. Karena pada kenyataanya produksi peternakan dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat secara keseluruhan. Hal ini menyebabkan Indonesia masih harus mengimpor produk peternakan, seperti daging ayam, daging sapi, daging kambing, susu, dan produk peternakan lainya.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya sektor peternakan di Indonesia, antara lain teknologi yang belum maju, sehingga produktivitas tidak optimal dalam budi daya peternakan. Selain itu juga kualitas bibit ternak yang rendah mengakibatkan cost produksi semakin tinggi.

Persoalan lain yang menjadi probematika hingga sekarang adalah kurangnya akses terhadap pakan ternak yang berkualitas masih sulit dijangkau oleh peternak di Indonesia. Selain itu, minimnya infrastruktur pendukung seperti pasar ternak, rumah potong hewan, dan gudang penyimpanan masih belum memadai. Secara umum semua menjadi persoalan yang dihadapi oleh para peternak di Indonesia.

Unggas salah satu hewan yang memiliki komposisi protein hewani terbaik, khususnya daging ayam pedaging. Komposisi protein dalam daging ayam pedaging banyak mengandung protein sekitar 20-21g protein per 100g daging. Selain harganya yang sangat terjangkau dan mudah diperoleh, potensi usaha ternak unggas sangat baik mengingat permintaan pasar yang tinggi.

Namun disisi lain, limbah peternakan yang dihasilkan oleh ternak sangat tinggi. Limbah yang dihasilkan oleh ternak dari mulai kotoran, dan air bekas cucian kendang, dan bau kendang. kondisi ini sangat mencemari lingkungan, sehingga dibutuhkan manajeman pengolahan dengan biaya yang cukup tinggi. Pengembangan Integrated Farming (IF) atau sistem pertanian terpadu yang ditawarkan untuk dapat menjadi solusi permasalahan bagi kemandirian ekonomi warga NU dan peternak masih sulit diwujudkan.

Sebenarnya hal ini bisa menjadi solusi fenomena peternakan di Indonesia. Namun kompleksitas dan kebutuhan keahlian untuk melibatkan berbagai komponen, seperti tanaman, ternak, dan pengolahan hasil, yang membutuhkan pengetahuan dan keahlian khusus untuk mengelolanya secara efektif. Hal ini dapat menjadi kendala bagi warga NU yang tidak memiliki latar belakang atau pelatihan di bidang pertanian.

Sejalan dengan riset LPPNU, Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jateng, KH Ubaidullah Shodaqoh di beberapa kesempatan juga secara tersirat menyampaikan pesan terkait keinginannya untuk meningkatkan dan mengembangkan sektor peternakan dan pertanian warga NU. Kiai Ubaid (sapaan akrabnya) mengapresiasi serta mendorong LPPNU Jateng dalam pengembangan ekonomi warga Nahdliyin di sektor peternakan. Kiai Ubaid juga mengapresiasi program pertanian organik yang dikembangkan LPPNU Jateng.

Menurut Kiai Ubaid, warga NU harus lebih diberdayakan dalam sektor peternakan. Tidak hanya itu, penerapan tekhnologi dan ilmu pengetahuan, serta kerjasama dengan berbagai pihak harus lebih ditingkatkan. Kerjasama ini diharapkan dapat membantu mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi peternak, seperti akses modal, pelatihan, dan pasar.

(Penulis menempuh Pendidikan S3 Sosial Ekonomi Peternakan di Universitas Diponegoro Semarang)

blank

blank