SEMARANG (SUARABARU.ID)– Sekretaris Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Wahidin Hasan mengatakan, mudik Lebaran menjadi bagian dari tradisi masyarakat, yang mengandung religiusitas sosial.
Hal itu seperti yang dia sampaikan, saat mengisi khutbah usai pelaksanaan Shalat Id, yang digelar di halaman MI Muhammadiyah Dondong, Wonosari, Kecamatan Ngalian, Semarang, Rabu (10/4/2024).
Menurutnya, tradisi Lebaran tidak hanya bersilaturahmi terhadap keluarga dan masyarakat saja, tapi juga mengandung aspek penguatan ekonomi. Hal ini dibuktikan, dengan kebiasaan berbagi “angpao”, saling menasehati, dan membantu keluarga yang membutuhkan.
BACA JUGA: Silaturahmi Tokoh Lintas Agama Jadi Simbol Harmonisasi dan Kerukunan
”Idul Fitri sebagai simbol kemenangan bagi umat Islam, setelah menjalani puasa sebulan penuh. Maka berbahagialah, di Hari Id dan Bulan Syawal, jadi momentum untuk meningkatkan amal ibadah lainnya,” kata dia dalam khutbahnya.
Dia kutip juga pesan Nabi Muhammad SAW, bahwa tidak beriman seseorang yang berperilaku memutus silaturahmi. Maka silaturahmi menjadi pondasi iman seseorang, membuka lebar pintu rezeki, dan memudahkan kehidupannya, termasuk dipanjangkan umurnya.
”Karenanya, silaturahmi harus mampu meringankan beban ekonomi saudaranya, untuk saling berbagi,” tegasnya.
Kegiatan Shalat Idul Fitri di MI Muhammadiyah Wonosari ini, merupakan bagian dari titik kegiatan yang diselenggarakan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Ngalian. Tempat lain yang juga melakukan hal yang sama, ada di Baldiklat Hukum dan HAM Jawa Tengah, dan di area Parkir Ngalian Square.
Riyan