blank
Warga Demak kesulitan mendapat gas melon atau gas elpiji 3 kg, saat banjir Demak pertengahan Maret 2024. (Foto: Diaz Aza)

DEMAK (SUARABARU.ID) – Akses masyarakat di sejumlah wilayah di Kabupaten Demak untuk mendapatkan gas elpiji 3 kg atau gas melon masih terbatas.

Kelangkaan gas melon terjadi sejak banjir melanda Kabupaten Demak dan sekitarnya pertengahan Maret 2024.

Sejalan dengan terbatasnya akses mendapatkan gas melon, harga bahkan melambung dengan harga tetinggi capai Rp 30 ribu per kg.

Padahal harga gas melon di warung-warung pada saat harga normal berkisar Rp 21-22 ribu. Sementara harga eceran tertinggi di pangkalan/agen Rp 15.500.

“Sejak banjir memang mendapatkannya agak susah ya. Hari ini dapat harga Rp 25 ribu,” kata Nur, warga di Kecamatan Karangtengah, Demak.

Menurutnya, saat gas melonlangka beberapa hari lalu, warga rela membeli dengan harga Rp 30 ribu.

Zul, salah satu pemilik warung di Kecamatan Karangtengah mengaku pasokan lebih sedikit yang didapat sejak banjir Demak.

Berapapun gas melon yang didapatnya, akan diprioritaskan untuk warga di wilayah RT terlebih dahulu.

“Harga sekarang masih Rp 25 ribu kg,” katanya.

Atri pemilik warung kelontong di Kecamatan Wonosalam Demak mengatakan hal yang sama.

“Masih sulit. Diprioritaskan untuk tetangga paling dekat dahulu,” kata dia.

Meski wilayahnya tak jauh dari Demak kota, tak lantas akses gas elpiji 3 kg itu menjadi mudah.

Sejak banjir hingga saat ini berkisar dua pekan, akses gas elpiji masih sedikit.

Gas langka juga terjadi di daerah lain yang tak terdampak banjir, yakni di Kabupaten Semarang.

Danu, warga di Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang juga mengamini hal tersebut.

Saking susahnya mendapat gas elpiji 3 kg, mau tidak mau dia harus membeli Bright Gas.

“Terpaksa beli Bright Gas dan merogoh kocek jatah kebutuhan lain,” katanya.

Diaz Aza