SEMARANG (SUARABARU.ID) – Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah (BBPJT) menyelenggarakan sosialisasi dan simulasi Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) di Ruang Bojanaloka, belum lama ini.
Kegiatan diikuti 27 mahasiswa magang dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Koordinator Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) UKBI yang sekaligus menjadi narasumber, Sunarti, M.Hum., mengatakan, UKBI awalnya berbasis kertas dan pensil. Kini UKBI sudah dapat dilakukan secara daring.
“Kini UKBI sudah menjadi produk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang biayanya diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 Tahun 2023,” kata Sunarti.
Ia menjelaskan, UKBI mengalami beberapa kali perkembangan dan kini disebut dengan UKBI Adaptif Merdeka. UKBI Adaptif Merdeka ini memiliki keunggulan dari pada UKBI sebelumnya. “UKBI Adaptif memiliki tingkat presisi yang tinggi. Penyajian UKBI bergantung pada kemahiran setiap peserta uji,” ujarnya.
Sunarti menambahkan bahwa jumlah yang dapat dikerjakan setiap tes akan menentukan soal selanjutnya. Sistem akan mengukur secara akurat kemampuan peserta uji berdasarkan jumlah soal yang dikerjakan secara benar.
”Dalam alogaritmanya, soal pertama menjadi kunci. Apabila dalam soal pertama banyak soal yang dijawab secara benar, soal selanjutnya akan lebih sulit satu tingkat. Akan tetapi, apabila hanya sedikit jawaban yang benar, soal selanjutnya akan lebih mudah atau disesuaikan oleh sistem,” terangnya.
Dikatakan bahwa UKBI Adaptif Merdeka merupakan tes standar untuk mengukur kemahiran berbahasa penutur bahasa Indonesia yang desain ujinya disesuaikan dengan estimasi kemampuan peserta uji. UKBI menjadi bukti jenjang kemahiran berbahasa Indonesia yang diakui secara nasional dan internasional. “UKBI dapat dimanfaatkan untuk sertifikasi pendamping kelulusan,” tuturnya.
Materi UKBI, lanjut Sunarti, meliputi lima kemahiran berbahasa, yaitu mendengarkan, merespons kaidah, membaca, menulis, dan berbicara. Calon peserta uji, termasuk mahasiswa magang BBJT, dapat mengikuti simulasi UKBI Adaptif Merdeka melalui laman https://simulasiukbi.kemdikbud.go.id/.
“Untuk program ini mahasiswa hanya mendaftar pada paket 1 yang materi ujinya hanya tiga seksi. Seksi 1 adalah mendengarkan, seksi 2 merespons kaidah, dan seksi 3 membaca,” ungkapnya.
Sunarti menambahkan, dalam seksi menulis dan berbicara akan diberi dua soal. Soal tersebut terdiri atas soal mudah sedang dan sedang sulit. Pada soal pertama peserta uji menulis minimal 100 kata dan pada soal kedua minimal menulis 150 kata.
“Adapun pada soal berbicara, peserta uji akan langsung berbicara di depan perangkat yang disediakan (microfon). Waktu pengerjaan soal untuk kategori sedang selama tiga menit dan kategori sulit tujuh menit,” tukasnya.
Sementara itu, salah satu mahasiswa magang dari Unsoed, Athalia Ardi Ramadhani merasa senang bisa mengikuti UKBI Adaptif Merdeka. Athalia berharap melalui uji ini dirinya dapat mengetahui kemahiran dalam berbahasa.
“Melalui UKBI ini, saya dapat mengevaluasi kemampuan dalam berbahasa. Selain itu, saya lebih termotivasi untuk meningkatkan ketrampilan berbahasa Indonesia. Saya juga bangga bahasa Indonesia memiliki alat uji yang akurat,” ungkap mahasiswa semester VI FIB Unsoed itu.
Ning S