GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Warga terdampak banjir di Kabupaten Grobogan mulai terserang penyakit. Berkaitan dengan ini, Dinas Kesehatan Grobogan mendata warga masyarakat yang terdampak banjir mulai terserang penyakit, paling banyak, mengalami serangan penyakit kutu air.
Kepala Dinas Kesehatan Grobogan, dr Slamet Widodo melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr Djatmiko menjelaskan, penyakit kutu air banyak dialami masyarakat yang terdampak banjir.
Hal itu berdasarkan dari pemeriksaan yang dilakukan oleh tim kesehatan di lokasi yang terdampak banjir, seperti Grobogan, Brati, dan Purwodadi.
“Dari hasil pemeriksaan tim medis, terdapat banyak masyarakat yang terserang penyakit kutu air,” jelas dr Djatmiko, Rabu 20 Maret 2024.
Dokter Djatmiko yang menjabat sebagai Ketua IDI Kabupaten Grobogan ini menjelaskan, penyakit kutu air ini terjadi pada kaki yang sering basah atau lembap.
“Karena banjir, otomatis mereka tetap beraktivitas di tempat yang tergenag air, kaki menjadi basah. Ditambah, air banjir ini kan kotor ya, jadi itu bisa menyebabkan penyakit kutu air,” ujar dr Djatmiko.
Kutu air ini merupakan penyakit penularan yang terjadi karena kontak langsung dengan penderita kutu air atau benda yang terkontaminasi jamur, seperti handuk, lantai, sepatu atau pakaian.
Dokter yang membuka praktik di Klinik Jambu Medika ini menjelaskan, gejala kutu air pada umumnya berkembang dari sela jari kaki dan menyebar ke area kulit kaki lainnya, seperti kuku, telapak kaki, punggung.
“Tanda-tanda kena kutu air itu ada ruam kemerahan, bersisik, gatal di kulit kaki. Gatal akan bertambah parah kalau pasien melepas kaus kaki atau sepatu,” ujar dr Djatmiko.
Pengobatan kutu air dilakukan dengan menggunakan obat antijamur berupa salep atau obat minum. Jika masih ringan, kutu air bisa dilakukan dengan obat alami, seperti air kelapa dan cuka apel.
“Kemarin, pasien yang terkena kutu air kita berikan salep yang khusus untuk pengobatan kutu air ini. Dan kami juga imbau kepada masyarakat yang terdampak banjir agar segera membersihkan rumahnya untuk mencegah terjadinya penyakit seperti demam berdarah,” jelas dr Djatmiko.
Tya Wiedya