blank
Dinas Kesehatan Pengobatan umum untuk warga terdampak banjir di Lingkungan Banaran, Purwodadi. Foto: Dinkes Grb

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Banjir tidak hanya berdampak pada kerusakan dan penderitaan warga karena rumahnya tergenang atau harus mengungsi. Bannjir juga mengakibatkan dampak pada Kesehatan.

Seperti hal yang terjadi di Grobogan, banjir juga mengakibatkan warga mengalami gatal-gatal. Penyakit gatal-gatal yang dialami warga korban banjir, membutuhkan penanganan dengan penggunaan salep kutu air.

Kini, salep kutu air yang biasa dijual di berbagai apotek dikabarkan mulai habis.

Warga mulai kesulitan untuk mencari di apotek. Pasalnya, setelah terjadi banjir, warga mengeluhkan sakit rangen (kutu air) pada kaki mereka.

Agus, warga Purwodadi, yang warga terdampak banjir di Lingkungan Jengglong menuturkan, kedua bagian telapak kakinya terasa gatal dan setelah dicek seperti rangen atau kutu air.

“Karena banjir sudah surut, kaki masih terasa gatal, saya ke apotek untuk cari salep kutu air, ternyata habis. Sudah cari ke mana-mana,” ujar Agus.

Dinkes Pastikan Masih Ada

Kabid Yankesmasjang Dinas Kesehatan Grobogan, dr Budi Sarjono memastikan bahwa ketersediaan salep kutu air masih ada dan sudah diberikan kepada pasien yang terdampak banjir.

“Info yang pasti, kita tidak kekurangan salep kutu air. Ini sudah kita berikan kepada pasien yang terdampak banjir, baik pada saat banjir terjadi maupun pascabanjir,” ungkap dr Budi Sarjono, Rabu 20 Februari 2024.

Pemberian salep kepada masyarakat yang terdampak banjir diberikan pada saat pengobatan umum yang diselenggarakan Dinas Kesehatan Grobogan di lokasi-lokasi pengungsian, seperti di Getasrejo (Grobogan), Kuripan dan Jetis (Purwodadi) dan Banaran.

“Sampai saat ini, kita dari Dinkes, Puskesmas, dan PSC masih melakukan pengobatan umum. Mayoritas memang mengeluhkan terkena rangen atau penyakit.Jadi semua yang kita periksa ini, sudah tertangani dan mendapatkan obat serta salep,” jelas dr Budi.

Menurut dr Budi Sarjono, pengobatan umum masih terus dilakukan untuk masyarakat, terutama mereka yang terdampak banjir.

“Masih kita laksanakan pengobatan umum. Puskesmas masih ada dan melayani permintaan warga yang terdampak banjir,” ujar Budi Sarjono.

Pengobatan umum untuk warga terdampak banjir di Lingkungan Banaran, Purwodadi.

Tya Wiedya