blank
Gerbang makam Ki Hajar Saloka berupa patung kereta kuda dengan sais dan prajuritnya. Foto: R. Widiyartono

BOYOLALI (SUARABARU.ID) – Selo adalah sebuah wilayah kecamatan di Kabupaten Boyolali. Tempat ini unik, karena berada di sela-sela dua gunung, yaitu Merbabu dan Merapi.

Karena lokasinya yang ada di “sela” gunung itu, maka tempat ini diberi nama “Selo” (dalam ejaan Bahasa Jawa sela). Nama Selo sempat menjadi sangat terkenal di era Gubernur Mardianto, karena kala itu dibuat jalur pariwisata Solo-Selo-Borobudur atau SSB.

Rumah-rumah penduduk dijadikan home stay dan di-up grade, misalnya toilet dan kamar mandinya. Toiletnya diubah menjadi toilet duduk, karena untuk mempersiapkan, bila ada tamu-tamu yang menginap, terutama orang asing yang tidak terbiasa dengan WC jongkok.

Selo menjadi titik awal pendakian ke Gunung Merapi dan Merbabu, Maka pada hari-hari tertentu, misalnya malam 1 Sura atau malam 17 Agustus, banyak pendaki datang ke sini. Maka, Selo pun menjadi pasar tiban, yang memenuhi kebutuhkan para pendaki.

blank
Cungkup makam Ki Hajar Saloka. Foto: R. Widiyartono

Kali ini bukan bicara soal pendakian, tetapi keberadaan sebuah makam unik, di Kawasan itu. Lokasinya sangat dekat dengan Simpang Paku Buwono VI, Selo.

Bila kita melaju dari arah Selo menuju Ketep atau Blabak, Magelang, di sebelah kanan tampak patung kereta yang ditarik dua kuda. Di sini ada undak-undakan atau tangga berbahan semen menuju kompleks makam di atas bukit. Itulah makam Ki Hajar Saloka.

Kita bisa menikmati pemandangan indah dari puncak bukit ini, yaitu Gunung Merbabu di sisi utata dan Merapi di Selatan. Kemudian perkampungan di sekitarnya dengan tanaman sayuran menghijau.