SEMARANG (SUARABARU.ID) – Daerah Bulustalan, Semarang, Jawa Tengah, dilanda banjir akibat tingginya curah hujan pada Rabu malam (13/2/2024).
Banjir ini memberikan dampak signifikan bagi warga setempat, dengan air yang mencapai tinggi lutut anak-anak.
Dampak banjir tidak hanya terasa secara fisik, tetapi juga berdampak secara ekonomi dan sosial bagi masyarakat setempat.
Banjir mengakibatkan kerusakan pada properti dan terganggunya aktivitas sehari-hari, bahkan membahayakan keselamatan warga.
Sandri, salah seorang warga yang terdampak banjir, menyampaikan, banjir ini benar-benar merepotkan karena mengganggu aktivitas sehari-hari.
“Kalau musim hujan biasanya pasti kayak gini. Repotnya jadi tidak bisa ke mana-mana, belanja untuk buka puasa dan sahur juga susah, mau order makanan online juga pasti drivernya ngga ada karena banjir begini,” ujar Sandri.
Banjir melanda nyaris merata di Kota Semarang. Seperti Kaligawe sejak Rabu malam.
Salah satu warga yang mengalami dampak langsung dari banjir tersebut, Candra, berbagi pengalaman tentang bagaimana banjir tersebut memengaruhi kehidupan sehari-harinya.
Menurut Candra, banjir kali ini cukup parah karena hujan yang terus menerus mengguyur daerahnya sejak pagi.
“Banjirnya kalau hujan keterusan kayak kemarin aja sih yang hujannya dari pagi gitu, kalo hujan biasa ngga banjir,” ujarnya.
Dia juga menambahkan bahwa meskipun ada pompa air, namun banjir masih terjadi.
Candra juga menyampaikan bahwa air yang merendam daerahnya berasal dari kiriman air dari daerah atas.
“Itu kan airnya kiriman juga dari Semarang atas kan turun ke bawah gitu,” jelasnya.
Dia juga menyebut bahwa banjir tidak hanya disebabkan oleh curah hujan lokal, tetapi juga oleh aliran air dari daerah hulu.
Dalam kondisi banjir tersebut, Candra merasakan betapa parahnya situasi ketika air sungai meluap.
“Banjir kali ini parah sih mbak, soalnya kemarin hujannya kan rata se-Semarang ya sampe air sungai juga meluap,” ungkapnya, menggambarkan tingkat keparahan banjir yang terjadi.
Meskipun demikian, upaya bantuan dari pihak terkait telah diterapkan. Candra menyatakan bahwa telah ada dapur umum yang disediakan oleh relawan serta Dinas Sosial.
“Tadi dapur umum dari sukarelawan sama dari dinas sosial tadi bagi bagi nasi bungkus,” tuturnya.
Warga Muktiharjo Indah juga tampak kerepotannya akibat banjir ini. Mereka yang jumlahnya ratusan kemudian mengungsi ke kampus USM di Jalan Sukarno-Hatta.
Mobil truk Basarnas pun membantu mengevakuasi warga. Setelah berada di jalan yang permukaan airnya rendah, qarga berjalan menuju tempat pengungsian.
Rafika Zahra Aranti/wied