Selain wisata belanja, gerai Batik Benang Ratu ini juga memberikan wisata praktik membatik bagi pengunjung. Foto: dok/br

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Dengan mengusung konsep mitra bisnis, produsen batik Benang Ratu menggandeng UMKM setempat, untuk ikut menggelar produknya secara bersama. Konsep bisnis yang dijalankannya itu, dengan cara menggandeng UMKM produsen batik di kampung-kampung.

Owner Batik Benang Ratu, Maria Eunike Santoso mengatakan, pihaknya telah bermitra dengan UMKM, untuk mengangkat produk-produknya dalam sebuah gerai besar, dengan cara grosir dan eceran. Selain itu, gerai ini juga menjadi pusat oleh-oleh batik.

Saat ini, gerai itu ada di Jalan Gedongkuning Selatan KD IX, Banguntapan, Kabupaten Bantul, DIY. Gerai ini merupakan cabang kelima dari jaringan Batik Benang Ratu yang berkantor pusat di Semarang.

BACA JUGA: SBI Bersama BPBD Gelar Simulasi, Latih Masyarakat Tanggap Bencana

Konsumen memilih batik saat grand opening gerai Batik Benang Ratu, di Gedongkuning, Bantul, Sabtu (24/2/2024). Foto: dok/br

”Dengan konsep itu, kami bisa mengangkat produk batik hasil UMKM. Dimana hasil produksi UMKM bisa digelar di tempat yang besar dan bagus,” kata Maria, seperti dalam keterangan tertulisnya, Senin (26/2/2024).

Menurut dia, konsep ini juga menghidupkan denyut nadi pariwisata di Yogyakarta. Tak hanya menawarkan produk bagi wisatawan yang ingin berbelanja batik, konsumen juga bisa ikut praktik berkreasi membatik.

Disebutkan juga, di Yogyakarta produsen dan peminat batik cukup banyak, sehingga pangsa pasar masih besar. Maria juga mengklaim, harga produknya merupakan harga pabrik, yang membuat konsumen mendapatkan harga pasti (fixed price).

Dengan tempat yang lebih representatif dan mewah, gerai ini juga menyediakan pangsa untuk masyarakat dengan harga murah. Mulai dari harga Rp 35 ribu sampai kelas premium berharga jutaan rupiah. Cabang di Gedongkuning Bantul ini, merupakan relokasi dari cabang sebelumnya yang ada di Jalan Brigjend Katamso, Yogyakarta.

Riyan