blank
Kegiatan Konsolidasi Media dalam Rangka Penguatan Pemberitaan Hasil Pemilu 2024 yang diselenggarakan Bawaslu RI. Foto: Ning S/SUARABARU.ID

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Konsolidasi Media dalam Rangka Penguatan Pemberitaan Hasil Pemilu 2024 yang berlangsung di Openaire Resto Semarang dilakukan sebagai upaya desiminasi informasi pengawasan penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI ini diikuti oleh puluhan awak media dan mahasiswa di Kota Semarang, dengan menghadirkan narasumber Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Pengda Jateng, Dr. Teguh Hadi Prayitno dan Pemantau Pemilu SPD, Dian Permata, yang dipandu oleh Nurisman selaku Staf Humas Bawaslu RI.

Koordinator Divisi Humas, Data dan Informasi Bawaslu Jateng, Drs. Sosiawan mengatakan, kegiatan ini merupakan konsolidasi, bukan intimidasi, untuk menguatkan fungsi-fungsi kehumasan serta media untuk mengawal dan mengawasi pemilu agar terwujud pemilu yang luber-jurdil.

Sosiawan menegaskan, seorang pemilih dilarang membawa handphone ke bilik suara di TPS saat pencoblosan. Bawaslu Jawa Tengah mengusulkan ada penitipan handphone di TPS. Karena sesuai aturan memang tidak diperbolehkan mendokumentasikan dan mempublikasi pilihan di bilik suara.

“Sesuai ketentuan, di tempat pemungutan suara tidak boleh didokumentasikan dan disebar luaskan. Ada beberapa ketentuan yang mengatur supaya di lingkungan TPS tidak membawa handphone. Tapi sebenarnya itu ranah KPU ya,” kata Sosiawan kepada awak media, Jumat (9/2/2024).

Ia menyarankan saat masuk bilik suara ada KPPS yang mengatur tempat penitipan handphone. Sehingga tidak perlu diawasi, mau mendokumentasikan otomatis sudah tercegah.

“Nantinya jika ada pemilih yang nekat, pengawas pemilu akan buat laporan, karena jelas pelanggaran. Sanksi tergantung apakah sekedar main-main atau jadi bukti tertentu untuk kepentingan politik,” kata Sosiawan.

Sementara Teguh Hadi Prayitno menyatakan bahwa pelaksanaan pemilu tinggal beberapa hari lagi. Ia berharap tidak menyisakan masalah dalam soal distribusi logistik pemilu.

“Diharapkan pemilu bukan hanya berlangsung jurdil dan luber, tetapi juga harus bersih dari kecurangan dan bermartabat” ucapnya.

Dian Permata pada kesempatan itu juga mengingatkan agar praktik money politik bisa ditekan seminim mungkin, agar tidak menciderai demokrasi.

Ning S