blank

Calon Presiden no urut 01 Anis Rasyid Baswedan mengadakan kunjungan silaturahmi ke kampus Unissula (5/2/2024). Mereka disambut langsung oleh Rektor Prof Dr Gunarto SH MH. Hadir pula ketua umum pengurus YBWSA Dr Bambang Tri Bawono SH MH, Ketua pembina YBWSA Drs Ahmad Azhar Combo, Ketua pengawas YBWSA Hasan Toha Putra dan para pejabat lainnya.

Prof Gunarto menyampaikan “Tadi malam kita melihat di debat capres namun alhamdulillah sore ini kita bisa melihat secara langsung Anis Rasyid Baswedan dari dekat karena hadir langsung di Unissula yang merupakan universitas terbaik di Jawa Tengah. Diperingkat Webometrics Unissula berada pada peringkat 41 nasional”, ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut Prof Gunarto menyampaikan tujuh usulan perbaikan pendidikan tinggi khususnya pentingnya kesetaraan PTN dan PTS. Tujuh usulan tersebut yaitu pertama penyelenggaraan penerimaan mahasiswa baru seleksi nasional PTN dan PTS  di jadwalkan bersama-sama dengan penentuan kuota mahasiswa baru berdasarkan akrediatasi institusi (Unggul, Baik Sekali dan Baik)

Kedua, mengalokasikan formasi dan pendistribusian dosen Aparatur Sipil Negara (ASN) dan  Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di PTN dan PTS dengan jumlah yang sama. Artinya PPPK bukan untuk PTN atau PTS yang dinegrikan  saja.

Ketiga, mengalokasikan penerima Beasiswa KIP-K (Kartu Indonesia Pintar Kuliah ) untuk setiap PTN dan PTS harus seimbang .  Keempat, pembebasan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) untuk tanah dan bangunan milik PTS serta PBB guru dan dosen.

Kelima, mengalokasikan pemberian hibah Penelitian PTN dan PTS yang seimbang  (Matching Fund and Competitive Fund).  Keenam, melakukan peningkatan jumlah guru besar non dosen bagi  PTN dan PTS yang terakreditasi unggul. Ketujuh memberikan lapangan kerja untuk lulusan PTN dan PTS dengan program padat karya.

Anis merespon dengan “Kami siapkan melksanakannya Pak Rektor”, ungkapnya. Sementara itu dalam sambutannya ia menyampaikan “Negara tidak boleh berdagang dengan rakyatnya.  Kita tidak boleh itung itungan dengan masyarakatnya. Kami merenung apa yang missing di negeri ini. Yang missing adalah rasa cinta tanpa syarat dengan negara dan bangsa ini. Pendidikan harus dipandang sebagai investasi. Republik ini punya alam yang dahsyat. Jika kekayaan alam negeri ini digunakan untuk membiayai pendidikan hasilnya akan luar biasa” ungkap Anis Baswedan.