blank
Siswa dan guru menunjukkan botol ukuran 600 mili, yang akan digunakan untuk menampung hasil panen raya Eco Enzyme,  di lapangan dalam SMP Negeri 11, Jalan Karangrejo Tengah, Gajahmungkur, Kota Semarang, Jum'at (19/01/2024). Foto : Absa

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Pencanangan Gerakan Mencintai Bumi agar bumi sehat, SMP Negeri 11 Kota Semarang panen raya 1.000 botol lebih Eco Enzyme, setelah menunggu selama tiga bulan, di lapangan dalam SMP Negeri 11, Jalan Karangrejo Tengah, Gajahmungkur , Kota Semarang, Jumat (19/01/2024).

“SMP 11 hari ini mengadakan panen raya lebih 1.000 botol Eco Enzyme untuk bumi yang sehat, dimana kita mencanangkan gerakan mencintai bumi, minimal di sekolah kita sendiri, baru kita merambah ke masyarakat Insya Allah berkembang di Kota Semarang hingga tingkat provinsi,” ujar Kepala Sekolah SMP Negeri 11, Dra Dwi Astuti Indriyanti.

Program pembuatan Eco Enzyme itu, lanjutnya, juga akan terus berkelanjutan untuk meningkatkan P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) bagi anak-anak dan akan terus ditularkan atau disosialisasikan di lingkungan SMP Negeri 11, dengan memberikan edukasi dan manfaat Eco Enzyme.

“Ini kami akan mengadakan program Eco Enzyme berkelanjutan, untuk peningkatan anak-anak di dalam P5 (Profil Pelajar Pancasila). Bagaimana nanti kita akan menarik ke sebuah wirausaha, dengan mendayagunakan barang yang tidak berguna. Ternyata manfaat mengurangi limbah itu sangat banyak sekali dan baik bagi kita. Dan kegiatan ini akan terus berkelanjutan di SMP 11,” paparnya.

Dikatakan pula, bahwa guru dan murid  yang berjumlah 800 tersebut, menghasilkan 1.600 botol Eco Enzyme, seukuran 600 mili, yang nantinya sebagian besar akan didonasikan untuk bisa dimanfaatkan di lingkungan sekitar sekolah.

“Dari hasil Eco Enzyme sebanyak 1.600 botol ini, yang seribunya akan kita sumbangkan, yang 600 akan kita buat untuk produksi berkelanjutan,” ungkap Kepala Sekolah SMP Negeri 11.

Apa Itu Eco Enzyme?

Pada kesempatan itu, Sekretaris Relawan Dunia Eco Enzyme (RDEE) Jawa Tengah Suharto, menjelaskan tentang Eco Enzyme, yang merupakan sebuah cairan, yang dihasilkan dari proses fermentasi sampah organik (buah dan sayur), yang dikelola dengan beberapa macam bahan dan tahapan proses produksi selama 3 bulan.

blank
Dra Dwi Astuti Indriyanti, Kepala Sekolah SMP Negeri 11 didampingi Suharto, Sekretaris RDEE Jawa Tengah dan dari DLH Kota Semarang, melakukan memulai panen raya Eco Enzyme, kemudian diikuti oleh siswa dan guru di lapangan dalam SMP Negeri 11, Jalan Karangrejo Tengah, Gajahmungkur, Kota Semarang, Jumat (19/01/2024). Foto: Absa

“Eco Enzyme itu cairan hasil proses fermentasi limbah organik, yang selama ini selalu dibuang. Padahal memiliki nilai manfaat yang sangat tinggi bagi kita. Bisa untuk mengobati luka dan tidak menimbulkan infeksi,” jelasnya

Untuk proses pembuatannya, lanjut Suharto, kumpulkan limbah organik kemudian dipilih yang tidak busuk, lalu dicuci dengan bersih dan dipotong kecil-kecil, lalu dicampurkan molase (gula merah atau gula aren) dan dimasukkan ke air.

“Perbandingannya 1:3:10 ya. Jadi bahannya 1 kilogram molase, 3 kilo limbah organik dan airnya 10 liter. Setelah limbah kita cuci, kita masukkan ke dalam air yang sudah ada larutan molasenya. Kemudian dimasukkan ember dan diaduk, lalu ditutup hingga kedap udara, didiamkan selama 3 bulan. Itu proses fermentasi, pembibitan bakteri baik. Setelah 3 bulan baru bisa dipanen,” paparnya.

DLH Akan Fasilitasi ke Toko Modern

Agus Sumartono, Sub Koordinator Pemulihan Lingkungan dan Perubahan Iklim Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang menyatakan, nantinya akan memfasilitasi SMP Negeri 11 Semarang untuk bisa terkoneksi dengan Toko Modern (Superindo), agar bisa memanfaatkan bahan organik yang tidak layak konsumsi dan tidak jual, yang dibuang sebagai sampah.

“Tadi Saya matur (sampaikan) sama Ibu Kepala Sekolah, kami akan sambungkan ke Superindo, yang selama ini ketika punya bahan organik yang tidak layak konsumsi dan tidak jual, dibuang sebagai sampah. Sehingga sangat banyak potensi yang ada di sana dan dikerjasamakan. Dan kami, DLH saat ini sudah ada kerjasama dengan 3 lokasi Superindo. Di Ngaliyan, BSB sama di Sudirman,” jelasnya usai memantau panen raya Eco Enzyme.

Hari ini, lanjut Agus, DLH masih melakukan produksi, karena DLH produksi Eco Enzyme selama tiga hari dalam seminggu, yaitu hari Senin, Rabu dan Jumat. Dan hasilnya dibagikan kepada kelompok masyarakat yang membutuhkan.

“Sampai saat ini, kami sudah punya  stok sebanyak hampir 3000 liter dan kita diatribusikan kepada kelompok-kelompok masyarakat. Dan sudah banyak komunitas yang sudah tahu manfaat Eco Enzyme ini,” urainya.

Absa